A.
Judul
PENINGKATAN KEMAMPUAN SMASH MELALUI PENGGUNAAN METODE SELF
CHECK PADA SISWA KELAS I SD NEGERI IV SINDANGSARI KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN
CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2011/2011
B.
Nama Penulis
Srie
Rohayati, S.Pd.
C.
Abstrak dan Kata
Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Kemampuan Smash, KBM, dan Metode Self Check
Penelitian yang berfokus pada peningkatan kemampuan smash melalui
penggunaan metode self check pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Dengan proses pengelolaan KBM melalui
penggunaan metode tersebut dimungkinkan seluruh siswa dapat berparan aktif guna
mencapai sasaran yang diinginkan. Secara otomatis dalam rangka itu, guru penjas
harus bertindak secara ekstra hati-hati yang bekerja sama dengan kolabolator
dalam rangka menciptakan iklim pembelajaran yang diharapkan. Siklus yang diselenggarakan tidak lebih
dari dua siklus dengan langkah-langkah mengikuti alur penelitian tindakan kelas
seperti biasanya, yaitu: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengobservasi,
dan (4) merefleksi. Setelah dilakukan dua siklus pembelajaran, secara bertahap
terdapat perubahan ke arah yang diinginkan, baik pada perilaku siswa dan hasil
belajarnya maupun kinerja guru penjas dalam mengelola proses pembelajaran. Hal
ini didasarkan pada data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil
pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil analisis.Data tersebut diperoleh
melalui berbagai teknik yang telah ditentukan. Hasil analisis data menunjukkan
kemampuan smash pada siswa kelas I SD
Negeri IV Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis meningkat setelah
digunakan metode self check.
D.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
Masalah
Upaya
untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani, perlu
terus ditingkatkan melalui berbagai cara yang strategis. Banyak pihak yang
turut bertanggung jawab dalam mengupayakan hal ini, termasuk di dalamnya adalah
guru penjas. Dengan gaya gaya mengajarnya,
ia berusaha sekemampuan mungkin membelajarkan siswa agar mencapai tujuan yang
diharapkan.
Salah
satu tujuan pembelajaran yang harus diupayakan keberhasilannya oleh guru
penjas, termasuk yang mengajar di sekolah dasar, yaitu tujuan pembelajaran
permainan olahraga bolavoli.Permainanan bolavoli merupakan permainan yang
gerakannya cukup kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat, dan unsur
kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan unsur lainnya.Untuk melakukan
gerakan-gerakan dalam permainan bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik
yang baik. Dengan kondisi fisik yang baik akanmemudahkan melakukan
gerakan-gerakan yang lebih kompleks dan memudahkan menguasai teknik-teknik
dasar permainan bolavoli, seperti teknik dasar smash.
Berdasarkan
hasil refleksi awal pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari menunjukkan
sebagian besar siswa kurang mampu melakukan smash
dengan baik. Proses pengelolaan pembelajaran yang kurang bermakna merupakan
faktor penyebab utamanya. Kondisi seperti ini telah memberi kontribusi kurang
baik terhadap aktivitas belajar siswa saat mengikuti proses pembelajaran smash. Bertolak dari kesenjangan ini,
maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode self check.
b.
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, diajukan dua pokok
masalah, seperti dirumuskan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut.
1.
Bagaimana
langkah-langkah penggunaan metode self
check untuk meningkatkan kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV
Sindangsari?
2.
Apakah
kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari meningkat setelah
digunakan metode self check?
c.
Cara Pemecahan
Masalah
Untuk mengatasi
masalah masih rendahnya aktivitas belajar dan kemampuan siswa dalam melakukan smash, maka solusi yang diupayakan,
yaitu metode self check. Penggunaan
metode ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja guru penjas dan siswa.
d.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian tindakan kelas ini, baik bagi guru maupun siswa, sebagai berikut.
1.
Guru
dapat meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan belajar mengajar smash.
2.
Siswa
merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk belajar lebih baik
lagi dalam pembelajaran smash.
3.
Seluruh
siswa menguasai materi pembelajaran smash
dengan baik.
e.
Hipotesis
Tindakan
Bertolak dari
pokok masalah penelitian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan yang berbunyi
sebagai berikut “Kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari
meningkat setelah digunakan metode self
check”.
E. Kajian
Pustaka
a.
MetodeMengajarPeriksa
Diri (SelfCheck)
Mosston(1994:103), mengemukakanbahwaMetodemengajarselfcheck
diciptakanuntukhubungansiswadenganguruyang
dikembangkandenganmemeriksa
sendiri tugas yang diberikan
guru
kepada siswa, keputusan selanjutnya
dipindah kepada
siswa
agar
lebih
bertanggung
jawab”. Siswamelaksanakantugasdan menyesuaikandengankriteriayang
dibuatolehgurusebagaiumpan balik.Halini
sangatbergunabagisiswauntuktidaktergantung
padaumpanbalikdariluar,dan
memulaimenggunakan
umpan
balik daridirinyasendiri.
Denganadanyaumpan balik
daridalamdirinyasendiriakanmelatihkejujuran siswadanobjektifitasdalammenilai
penampilanseseorangsehinggabisa
menerima ketidakcocokandanketerbatasandiri.
SesuaidenganpendapatMosston(1994:103),bahwa
peranandarimetode selfcheck adalah
(1) untuk menghentikan siswa
dari ketergantungan secara
total terhadap sumber-sumber umpanbalikdariluar,untukmengandalkanumpanbalikdaridiri
sendiri, (2)menggunakan
kriteriauntuk mengoreksidiri, (3)
memeliharakejujuran
dan objektifitasmengenaipenampilanseseorang,(4)
menerima ketidakcocokandan keterbatasandiri,(5) melanjutkanprosesindividualisasidenganmembuatkeputusan
padasaat pelajaran selamadan sesudah pertemuan.Keputusanyang diambilolehgurupadasaatsebelumpertemuan,yaituguru
menentukankriteriayang
cocokuntukdilakukansiswa.
Dalammetodeselfcheckini,
materiyang diberikankepadasiswaadalahmateriyang sudahpernahdiberikankepada atausiswa
sudahmempunyaipengalamanterhadapmateritersebut.Lembar
kriteria untukmetode selfcheck
inidapatmenggunakanlembarankriteria untukmetode resiprokal (Mosston,
1994:108).
Keputusandilaksanakanolehsiswa pada
saatimpactdenganmenyamakandan
membandingkanpenampilandirinyadengankriteriayang dibuatolehguru.Halini merupakantanggungjawabbarubagisiswa
untukmenganalisistugasnya.Keputusan
tentangpenilaianpenampilanyangtadinyamenilaioranglainpadametoderesiprokal bergeser
dengan cara menilai penampilan
dirinya
sendiri, sehingga hal ini akan berpengaruh kepadasiswauntuk menambah
rasamandiri.
Padapostimpact,keputusanyangdiambilolehsiswayaitumasing-masing
siswa akanmemutuskan kapan penggunaan
lembaran kriteria
untuk menilai penampilandirisendiri.Gurumemberikanumpanbaliksecara
umumpada seluruh siswa. Mosston (1994:105) manyatakan
bahwa
“peranan guru
dalam post
impact adalah(1) mengamatipelaksanaantugassiswa,(2) mengamatipenggunaanlembar
kriteria siswa untukmemeriksa sendiri,(3)mengkomunikasikandengansiswa tentang kecakapan dan
ketepatandalamproses selfcheck, (4)
memberikan umpan balik kepada seluruh siswasebagai penutup
tentangpenampilan mereka”.
Implikasi darimetode selfcheck
menurutMosston(1994:164)adalahsebagai berikut:(1)gurumenilaikemampuansiswa
untukmengembangkansistemmonitori
diri,(2) gurupercaya kepada
siswa untukjujur,(3) gurudapatmengindentifikasi
keterbatasan,keberhasilan
dan kegagalan
siswa, (4)
guru
dapat menggunakan self
check sebagaiumpanbalikuntukperbaikan,(5) gurumempunyaikesabaranuntuk
menanyakanpertanyaan-pertanyaanyang
berfokuspadaperiksasendiridanjuga
pelaksanaan tugas,
(6)gurumenghargai
kemandirian siswa,
(7)guru
dapat bekerja
sendiri dan mengikutsertakan proses periksasendiri.
Dampakdarimetodeselfcheckiniantaralain:dapatmendorong
kemandirian
siswadansiswalebihtergantung padaselfcheck.Halinitentusangatmenguntungkan sekalibagisiswa karena
dengandipercaya olehguruuntukmemeriksa sendiri penampilanmerekatentuakanterciftakejujuran danjugarasapercayadiriyang tinggi.
Darisinilahakanmunculkemandirianbagisiswadanjugadapatmenilaikemampuan diri
seobjektifmungkin.
b.
Smash
Smashmerupakansalahsatudayatarikdaripermainanbola voli. Pada prinsipnya smashbertujuanuntukmematikanlawan,mendapatkanangka atau memindahkan
boladarilawan.Gerakan
smashadalah meloncat
keatasdengan menolakdua kakisetinggi-tingginya,danmemukulbola dengancepatdiatasnet yang
disajikan set-uperdan mendarat
kembali untuk melakukan permainan selanjutnya.Barbara dan Bonnie
(1996:72)menyatakanbahwa,“Spike
kerasadalahsenjatautamabagipenyerangandalambolavoli”.Menurut Ma’mum
danSubroto (2001: 65) bahwa “Spike merupakan
salah satu
bentuk serangan
dalam permainan bolavoli”.
Smashsebagaiseranganmaka
harusdilakukansecara variatif
agar
lawan sulituntuk
membendungnya.Smashmerupakanteknikbolavoliyang penting
dalampermainanbolavoli.Olehkarena itu,setiappemainbola
voliharus menguasai macam-macam smash.
Menurut Soedarwo dkk.,(2000: 15-17)macam smashbola
volidikelompokkanmenjaditigayaitu,“(1) normalsmash,(2) semi
smash dan (3)push smash”.
Smashnormalmerupakansalahsatusmashbolavoliyang sederhanadan lebihmudahdilakukanjika
dibandingkandenganjenissmashlainnya.Halyang
perlu diperhatikan
dalam melakukan smashnormal adalah
pada saat kapan smasher
harusmemukulbola diatasjaring.
Pengambilanawalanadalahpada
saat bola lepasdaritanganset-uper.Padasaatbola lepasdaritanganset-uper,dengan segerasmasher
bergerakke
arahbola dansambilmengontrolnya.Sekiranya jarak
denganbola sudahcukupterjangkaulenganpemukul,maka segeralahsmashermeloncat
keatas dan memukul bola. Bola dipukuldengan cepat
dengan ketinggian
bolakira-kira3 meterdi
atas
net. Secara teknikdarisikappersiapan,sikapsaatperkenaandansikapakhir
smashsemisamasepertipadasmashnormal.Perbedaannyadisiniadalahpada
saatmengambilawalanolehsmasherdanpenyajianbola dariset-uper.Setelah smasher
mengambilposisiuntukmelakukanawalanke
depan,kemudiansmasher mulailahbergerakkearahdepan.Bilasmasheritusendiriyang memberikan passingkepadaset-upermakapadasaatbolatelahlepasdari tangansmasherpada saatitupula smasher harustelahmulaibergerakpelan-pelandenganlangkahyang tetapmenujuke
arahset-uper.Demikianset-upermenyajikanboladengan ketinggian1meterdiatasnetnet,makamakasecepatnyasmashermenolakke atasdanmemukulbolaSesudahitusmasher
mendaratkembaliditanahtidak
terlalu jauh dari tempat di
manaiamenolak.
Sikappersiapan,tolakandansikappukulansama
sepertipada smash
normaldan smashsemi. Letak
perbedaannyapada arah
pengambilan
awalan, prosespukulan
dan sajian bola.
Smasher sebelummengambilawalan, maka
terlebihdahuluharusbergerakkearahluarlapangandanmendekatketiang net.
Bila smasher telahdalamkeadaanposisidemikian,makasiaplahia bergerak
melangkahmenyongsong datangnyabola, bergerakdenganarahparaleldengan jaring. Demikianbolasampaidiatasbatastepijaring
(diharapkanketinggian
optimalberada diatasjaring),maka
segeralahsmasher meloncatdanlangsung
memukulbola secepatnya. Setelahitusmashermendaratkembaliditanahdengan lentur dan agak
ke arah depan sedikit dari permulaan
menolak. Proses
menjalankan push smashakan terjadi lebihcepatdaripadasmashsemi.
F. Metodologi Penelitian
a.
Subjek
Penelitian
Subjek dalam
penelitian ini, yaitu siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2011/2012, yang terdiri atas 20 orang
siswa berjenis kelamin perempuan dan 21 orang siswa berjenis kelamin laki-laki,
yang sedang menempuh semester 2 dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.
b.
Tempat
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri IV Sindangsari , Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran smash.
c.
Waktu Penelitian
Penelitian ini
akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2011/2012, yaitu bulan Januari
sampai dengan Maret 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses
belajar mengajar efektif di kelas.
d.
Siklus PTK
PTK ini
dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan kemampuan siswa kelas
I SD Negeri IV Sindangsari dalam melakukan smash
setelah digunakan metode self check.
e.
Teknik
Pengumpulan Data
1.
Tes
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam melakukan smash.
2.
Observasi
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajarsiswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan
metode self check.
3.
Wawancara
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
smash yang disajikan dengan
menggunakan metode self check.
4.
Diskusi
antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk merefleksi hasil siklus PTK.
f.
Teknik Analisis
Data
Data yang
dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.
Kemampuan
siswa dalam melakukan smash
ditentukan oleh hasil analisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap
siklus. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.
Kebermaknaan
proses belajar siswa yang menunjukkan aktivitas belajarnya dalam PBM ditentukan
oleh hasil analisis terhadap tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.
Implementasi
pembelajaran smash yang disajikan
dengan menggunakan metode self check,
ditentukan berdasarkan hasil analisis terhadap tingkat keberhasilan, kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.
Hasil
Penelitian Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus I, sudah dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas
I SD Negeri IV Sindangsari. Setiap tahapan yang direncanakan dapat dilaksanakan
oleh guru dan siswa.Berdasarkan catatan hasil pengamatan yang telah dilakukan
teman sejawat, diperoleh gambaran sebagai berikut.
Aktivitas belajar siswa menunjukkan kurang bermakna.Hal
ini disebabkan oleh guru belum terbiasa mengelola pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan
metode self check. Untuk mengatasi
masalah tersebut, guru tidak dapat berbuat banyak.Perolehan nilai aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan
metode self checkpada siklus I, yakni 16 orang siswa (39,02%) mendapat nilai 7,5 atau 75, dan 25 orang siswa lainnya
(60,08%) mendapat nilai 8,13 atau 81. Lebih jelasnya pada pada tabel berikut ini disertakan
nilai aktivitas belajar untuk masing-masing siswa.
Tabel
4.1
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
No
|
Subjek
|
Aktivitas Belajar
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||||
A
|
B
|
|
D
|
E
|
F
|
G
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.33
|
2
|
Subjek 02
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
3
|
Subjek 03
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
4
|
Subjek 04
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
5
|
Subjek 05
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
6
|
Subjek 06
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
7
|
Subjek 07
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
8
|
Subjek 08
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
9
|
Subjek 09
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
10
|
Subjek 10
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
11
|
Subjek 11
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
12
|
Subjek 12
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
14
|
Subjek 14
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
15
|
Subjek 15
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
16
|
Subjek 16
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.33
|
18
|
Subjek 18
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
19
|
Subjek 19
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
20
|
Subjek 20
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
21
|
Subjek 21
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
22
|
Subjek 22
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
23
|
Subjek 23
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
24
|
Subjek 24
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
25
|
Subjek 25
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
26
|
Subjek 26
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
27
|
Subjek 27
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
28
|
Subjek 28
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
30
|
Subjek 30
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
31
|
Subjek 31
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
32
|
Subjek 32
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.33
|
34
|
Subjek 34
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
35
|
Subjek 35
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
36
|
Subjek 36
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
37
|
Subjek 37
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
38
|
Subjek 38
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
39
|
Subjek 39
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
40
|
Subjek 40
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
41
|
Subjek 41
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
Keterangan:
A :Tanggung Jawab
B :Kesadaran
C :Percaya Diri
D : Kemandirian
E :Kerjasama
F :Ketepatan Waktu
G: Semangat
Kemampuan melakukan smash yang menunjukkan hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus I cukup mencapai nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 6,0 atau 60. Namun hasil belajar
pada siklus I ini masih dirasa kurang memuaskan. Perolehan nilai terkecil,
yaitu 6,67 atau 66. Siswa yang mendapat nilai tersebut ada 12 orang (29,26%).
Perolehan nilai tertinggi, yaitu 8,33 atau 83, yang diberikan kepada 11 orang
siswa (26,82%). Selain itu, ada 18 orang siswa (43,90%) yang memperoleh nilai
7,5 atau 75. Adapun perolehan nilai hasil belajar masing-masing siswa tersebut,
seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel
4.2
Perolehan
Nilai Kemampuan Siswa
dalam Melakukan Smashpada
Siklus I
No
|
Subjek
|
Kriteria Penilaian
|
Jmlh
|
Nilai
Akhir
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
2
|
Subjek 02
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
3
|
Subjek 03
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
4
|
Subjek 04
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
5
|
Subjek 05
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
6
|
Subjek 06
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
7
|
Subjek 07
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
8
|
Subjek 08
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
9
|
Subjek 09
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
10
|
Subjek 10
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
11
|
Subjek 11
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
12
|
Subjek 12
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
14
|
Subjek 14
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
15
|
Subjek 15
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
16
|
Subjek 16
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
18
|
Subjek 18
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
19
|
Subjek 19
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
20
|
Subjek 20
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
21
|
Subjek 21
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
22
|
Subjek 22
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
23
|
Subjek 23
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
24
|
Subjek 24
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
25
|
Subjek 25
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
26
|
Subjek 26
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
27
|
Subjek 27
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
28
|
Subjek 28
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
30
|
Subjek 30
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
31
|
Subjek 31
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
32
|
Subjek 32
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
34
|
Subjek 34
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
35
|
Subjek 35
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
36
|
Subjek 36
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
37
|
Subjek 37
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
38
|
Subjek 38
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
39
|
Subjek 39
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
40
|
Subjek 40
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
41
|
Subjek 41
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
Keterangan:
A: Ketepatan
B: Kecepatan
C: Efektivitas
waktu
D: Akurasi
Skor 1: kurang
mampu
Skor 2: cukup
mampu
Skor 3: mampu
Kekurangaktifan sebagian besar siswa dalam pembelajaran
smash yang disajikan dengan
menggunakan metode self checkpada
siklus I, disebabkan oleh faktor pengelolaan KBM oleh guru, karena kurang
terbiasa dengan cara seperti ini. Hal ini menunjukkan guru kurang mampu
mengelola pembelajaran smash yang
disajikan dengan menggunakan metode self
check. Tidak ada upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi
kekakuannya itu.
b.
Hasil
Penelitian Siklus II
Proses pembelajaran smash
yang disajikan dengan menggunakan metode self
checkpada siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Berdasarkan
pengamatan dan penilaian serta catatan para pengamat, aktivitas dan hasil
belajar siswa pada siklus II menunjukkan lebih baik dari siklus I. Lebih
jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1.
Siswa tampak lebih aktif, baik pada saat mengikuti
setiap tahapan proses pembelajaran smash
yang disajikan dengan menggunakan metode self
check. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari pengelolaan pembelajaran smash sudah sesuai dengan setiap
tuntutan metode self check.Guru tidak
lagi merasa kaku, karena sebelumnya telah mempersiapkan segala sesuatunya, agar
proses pembelajaran smash yang
disajikan dengan menggunakan metode self
checkpada siklus II dapat berlangsung dengan baik. Atas dasar itu pengamat
memberikan penilaian seperti itu terhadap aktivitas belajar siswa. Perolehan nilai aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan
metode self checkpada siklus II, yakni 5 orang siswa (12,19%) mendapat nilai 8,13 atau 81, dan 36
orang siswa lainnya (87,81%) mendapat nilai 8,75 atau 87. Lebih
jelasnya mengenai penilaian aktivitas belajar masing-masing tersebut tertuang
pada pada tabel berikut.
Tabel
4.3
Perolehan
Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus II
No
|
NamaSiswa
|
Aktivitas Belajar
|
Jmlh
|
Nilai
|
||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
2
|
Subjek 02
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
2
|
13
|
8.13
|
3
|
Subjek 03
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
4
|
Subjek 04
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
14
|
8.75
|
5
|
Subjek 05
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
6
|
Subjek 06
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
7
|
Subjek 07
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
8
|
Subjek 08
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
9
|
Subjek 09
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
10
|
Subjek 10
|
2
|
4
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
14
|
8.75
|
11
|
Subjek 11
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
12
|
Subjek 12
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
14
|
Subjek 14
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
15
|
Subjek 15
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
16
|
Subjek 16
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
18
|
Subjek 18
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
2
|
13
|
8.13
|
19
|
Subjek 19
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
20
|
Subjek 20
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
14
|
8.75
|
21
|
Subjek 21
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
22
|
Subjek 22
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
23
|
Subjek 23
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
24
|
Subjek 24
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
25
|
Subjek 25
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
26
|
Subjek 26
|
2
|
4
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
14
|
8.75
|
27
|
Subjek 27
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
28
|
Subjek 28
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
30
|
Subjek 30
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
31
|
Subjek 31
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
32
|
Subjek 32
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
34
|
Subjek 34
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
2
|
13
|
8.13
|
35
|
Subjek 35
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
36
|
Subjek 36
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
14
|
8.75
|
37
|
Subjek 37
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
38
|
Subjek 38
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
39
|
Subjek 39
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
40
|
Subjek 40
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
41
|
Subjek 41
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
Keterangan:
A :Tanggung Jawab
B :Kesadaran
C :Percaya Diri
D : Kemandirian
E :Kerjasama
F :Ketepatan Waktu
G: Semangat
2.
Kemampuan smash siswa yang menunjukkan hasil
belajarnya setelah mengikuti pembelajaran smash
yang disajikan dengan menggunakan metode self
check pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai
evaluasi yang diperoleh keseluruhan siswa lebih darikriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditetapkan, yakni 6,0 atau 60. Nilai terendah hasil belajar
siswa pada siklus II, yaitu 7,5 atau 75, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai
oleh siswa, yaitu 9,17 atau 91. Nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut
berada di atas nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah ditetapkan
sekolah. Siswa yang memperoleh nilai 7,5 atau 75 hasil belajarnya sebanyak 10 orang (24,39%). Siswa yang meperoleh nilai
8,33 atau 83 hasil belajarnya sebanyak 16 orang (39,02%). Siswa yang memperoleh
nilai 9,17 atau 91 sebanyak 15 orang (36,58%). Lebih jelasnya mengenai nilai
perolehan hasil belajar masing-masing siswa tersebut, seperti tertuang pada
tabel berikut.
Tabel
4.4
Perolehan
Nilai Kemampuan Siswa
dalam Melakukan Smash pada
Siklus II
No.
|
NamaSiswa
|
Kriteria Penilaian
|
Jmlh
|
Nilai
Akhir
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
2
|
Subjek 02
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
3
|
Subjek 03
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
4
|
Subjek 04
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
5
|
Subjek 05
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
6
|
Subjek 06
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
7
|
Subjek 07
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
8
|
Subjek 08
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
9
|
Subjek 09
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
10
|
Subjek 10
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
11
|
Subjek 11
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
12
|
Subjek 12
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
14
|
Subjek 14
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
15
|
Subjek 15
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
16
|
Subjek 16
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
18
|
Subjek 18
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
19
|
Subjek 19
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
20
|
Subjek 20
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
21
|
Subjek 21
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
22
|
Subjek 22
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
23
|
Subjek 23
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
24
|
Subjek 24
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
25
|
Subjek 25
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
26
|
Subjek 26
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
27
|
Subjek 27
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
28
|
Subjek 28
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
30
|
Subjek 30
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
31
|
Subjek 31
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
32
|
Subjek 32
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
34
|
Subjek 34
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
35
|
Subjek 35
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
36
|
Subjek 36
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
37
|
Subjek 37
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
38
|
Subjek 38
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
39
|
Subjek 39
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
40
|
Subjek 40
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
41
|
Subjek 41
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
Keterangan:
A: Ketepatan
B: Kecepatan
C: Efektivitas waktu
D: Akurasi
Skor 1: kurang
mampu
Skor 2: cukup
mampu
Skor 3: mampu
3.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkada siklus II, disebabkan oleh aktivitas guru dalam
mengelola setiap tahapan meningkat ke arah yang diharapkan. Oleh karena itu,
pada siklus II tidak lagi ditemukan adanya siswa yang merasa kaku dalam
menempuh setiap tahapan pembelajaran. Dengan demikian, menjadi jelaslah bahwa
adanya peningkatan aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran bukan
saja telah membawa dampak positif pada aktivitas belajar siswa tetapi juga
terhadap hasil belajarnya pun telah memberi dampak yang positi.
c. Pembahasan
Pembahasan terhadap hasil penelitian ini sangat
penting. Dengan membahas hasil penelitian ini akan diperoleh suatu gambaran
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Selain itu,
efektivitas perlakuan (treatement)
yang diterapkan pun dapat diketahui. Perlakuan dimaksud, yaitu metode self check. Penerapan metode ini diupayakan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran smash.
Pembelajaran smash
yang disajikan dengan menggunakan metode self
checkdilaksanakan dalam dua siklus. Sebelum guru dan siswa melaksanakan pembelajaran
smash yang disajikan dengan
menggunakan metode self check, mereka
tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, baik dilihat dari sisi
aktivitas maupun hasil belajar siswa. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dalam mempelajari materi ajar smash. Hal ini disebabkan oleh metode yang digunakan
guru dalam pembelajaran smashpada
saat itu, kurang tepat. Akibatnya, hasil belajar sebagian besar siswa kurang
memenuhi tuntutan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yakni 60. Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini hanya
8 orang (19,51%). Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 33 orang siswa
(80,49%) dinyatakan kurang berhasil mencapainya.
Berbeda dengan aktivitas dan hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran smash
yang disajikan dengan menggunakan metode self
check, yang telah dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, aktivitas
belajar siswa lebih bermakna. Kebermaknaan aktivitas belajar siswa pada siklus
I disebabkan oleh langkah-langkah metode self
check.Dampak dari aktivitas belajarnya itu.
pada siklus I seluruh siswa mengalami peningkatan
hasil belajar dan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan, meski peningkatannya tidak begitu tinggi. Oleh karena itu, untuk
lebih mengoftimalkan aktivitas dan hasil belajarnya maka dilakukan siklus II.
Pada siklus II pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkterjadi lagi perubahan ke arah yang lebih baik dari
sebelumnya, baik dilihat dari aktivitas maupun hasil belajarnya. Aktivitas
belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih bermakna dari sebelumnya.Itu
sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II lebih baik daripada siklus
I. Bahkan pada siklus II ini hasil belajar seluruh siswa melebihi nilai KKM
yang telah ditetapkan.Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan melalui grafik
berikut.
Grafik
1
NilaiAktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Grafik 1
Terjadinya peningkatan ke arah yang lebih baik pada aktivitas dan hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check, tidak lepas dari dukungan guru dalam mengelola proses
pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada dua
siklus tersebut berarti pula kemampuan guru pun meningkat, baik dalam
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan
siswa dalam pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya agar diperoleh
peningkatan yang lebih baik.
H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian, akhirnya diperoleh
suatu kesimpulan untuk menjawab setiap pokok masalah yang diteliti.Adapun
kesimpulannya, sebagai berikut.
1.
Langkah-langkah penggunaan metode self check untuk meningkatkan kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsarimenempuh empat
tahapan penting, yaitu: (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran smash berdasarkan langkah-langkah metode
self check, (2) melaksanakan KBM smash sesuai dengan rencana, (3)
mengevaluasi kemampuan siswa dalam melakukan smash sesuai dengan teknik yang
telah ditetapkan, dan (4) menindaklanjuti hasil evaluasi, agar diperoleh suatu
peningkatan kemampuan smash yang lebih baik.
2.
Kemampuan smash
siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari, meningkat setelah digunakan metode self check.
I.
Daftar Pustaka
Ade Angga, (1995)
Materi Penataran Latihan Tingkat Dasar Bola voli.
Bandung. pengda PBVSI Jawa Barat.
Arikunto,
suharsimi., (r993). prosedur penelitian suatu gaya mengajar
Praktis.Jakarta : pT. Rineka Cipta.
Barbara L.
Viera, Bonnie JiIl_Fergusson. (1996). Bols voli TingkatPemula. Jakarta. FT. Raja Grafindo persada.
Depdikbud,
(1993), Kurikulum sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Garis-GarisBesar Program Pengajaran Mata Pelajaran Pindirtikan
Jasmani danKesehatan Jakarta : Depdikbud.
Dieter
Beutelstahl.(1984). Belajar Bermain Bola voli. Jakarta. PT. Mutiara.
Durrwacter G,
(1984). Belajar dan Berlatih Sambil Bermain.Jakarta :PT Gramedia.
Hadi, sutrisno.,
(1987). Statistik 11. Yogyakarta: Andi Offset.
……….. (1989).
Metodologi Reasearch 1 Yogyakarta : Andi offset.
……….. (1989).
Metodologi Reasearch IV.Yogyakarta : Andi Offset.
Harsono,
(1988).coaching dan Aspek-Aspek psikologis dalam coaching.
Jakarta : CV. Tambak Kusuma.
PhiI Yanuar
Kiram. (l992). Belajar Motorik. Jakarta. Depdikbud.
Poerwadarminta,
w.J.s., (19s6).Kamus (Jmum Bahasa Indonesia.Jakarta :
PN. Balai Pustaka.
Sajoto, M.,(1990
) Edisi 2. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan KondisiFisik Dalam Olahraga.Semarang : Dahara Prize.