Rabu, 16 Oktober 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN SMASH MELALUI PENGGUNAAN METODE SELF CHECK PADA SISWA KELAS I SD NEGERI IV SINDANGSARI KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2011/2011


A.    Judul
PENINGKATAN KEMAMPUAN SMASH MELALUI PENGGUNAAN METODE SELF CHECK PADA SISWA KELAS I SD NEGERI IV SINDANGSARI KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2011/2011
B.     Nama Penulis
Srie Rohayati, S.Pd.
C.    Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK

Kata Kunci: Kemampuan Smash, KBM, dan Metode Self Check
Penelitian yang berfokus pada peningkatan kemampuan smash melalui penggunaan metode self check pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Dengan proses pengelolaan KBM melalui penggunaan metode tersebut dimungkinkan seluruh siswa dapat berparan aktif guna mencapai sasaran yang diinginkan. Secara otomatis dalam rangka itu, guru penjas harus bertindak secara ekstra hati-hati yang bekerja sama dengan kolabolator dalam rangka menciptakan iklim pembelajaran yang diharapkan.    Siklus yang diselenggarakan tidak lebih dari dua siklus dengan langkah-langkah mengikuti alur penelitian tindakan kelas seperti biasanya, yaitu: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengobservasi, dan (4) merefleksi. Setelah dilakukan dua siklus pembelajaran, secara bertahap terdapat perubahan ke arah yang diinginkan, baik pada perilaku siswa dan hasil belajarnya maupun kinerja guru penjas dalam mengelola proses pembelajaran. Hal ini didasarkan pada data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil analisis.Data tersebut diperoleh melalui berbagai teknik yang telah ditentukan. Hasil analisis data menunjukkan kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis meningkat setelah digunakan metode self check.

D.    Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
Upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani, perlu terus ditingkatkan melalui berbagai cara yang strategis. Banyak pihak yang turut bertanggung jawab dalam mengupayakan hal ini, termasuk di dalamnya adalah guru penjas.  Dengan gaya gaya mengajarnya, ia berusaha sekemampuan mungkin membelajarkan siswa agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Salah satu tujuan pembelajaran yang harus diupayakan keberhasilannya oleh guru penjas, termasuk yang mengajar di sekolah dasar, yaitu tujuan pembelajaran permainan olahraga bolavoli.Permainanan bolavoli merupakan permainan yang gerakannya cukup kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat, dan unsur kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan unsur lainnya.Untuk melakukan gerakan-gerakan dalam permainan bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik yang baik. Dengan kondisi fisik yang baik akanmemudahkan melakukan gerakan-gerakan yang lebih kompleks dan memudahkan menguasai teknik-teknik dasar permainan bolavoli, seperti teknik dasar smash.
Berdasarkan hasil refleksi awal pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari menunjukkan sebagian besar siswa kurang mampu melakukan smash dengan baik. Proses pengelolaan pembelajaran yang kurang bermakna merupakan faktor penyebab utamanya. Kondisi seperti ini telah memberi kontribusi kurang baik terhadap aktivitas belajar siswa saat mengikuti proses pembelajaran smash. Bertolak dari kesenjangan ini, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode self check. 
b.      Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, diajukan dua pokok masalah, seperti dirumuskan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut.
1.   Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode self check untuk meningkatkan kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari?
2.   Apakah kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari meningkat setelah digunakan metode self check?
c.       Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah masih rendahnya aktivitas belajar dan kemampuan siswa dalam melakukan smash, maka solusi yang diupayakan, yaitu metode self check. Penggunaan metode ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja guru penjas dan siswa.
d.   Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini, baik bagi guru maupun siswa, sebagai berikut.
1.   Guru dapat meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan belajar mengajar smash.
2.   Siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk belajar lebih baik lagi dalam pembelajaran smash.
3.   Seluruh siswa menguasai materi pembelajaran smash dengan baik.
e.    Hipotesis Tindakan
Bertolak dari pokok masalah penelitian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan yang berbunyi sebagai berikut “Kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari meningkat setelah digunakan metode self check”.
E.  Kajian Pustaka
a.      MetodeMengajarPeriksa Diri (SelfCheck)
Mosston(1994:103), mengemukakanbahwaMetodemengajarselfcheck diciptakanuntukhubungansiswadenganguruyang dikembangkandenganmemeriksa sendiri tugas yang diberikan guru kepada  siswa, keputusan selanjutnya  dipindah kepada siswa agar lebih bertanggung jawab. Siswamelaksanakantugasdan menyesuaikandengankriteriayang dibuatolehgurusebagaiumpan balik.Halini sangatbergunabagisiswauntuktidaktergantung padaumpanbalikdariluar,dan memulaimenggunakan umpan balik daridirinyasendiri. Denganadanyaumpan balik daridalamdirinyasendiriakanmelatihkejujuran siswadanobjektifitasdalammenilai penampilanseseorangsehinggabisa menerima ketidakcocokandanketerbatasandiri. SesuaidenganpendapatMosston(1994:103),bahwa peranandarimetode selfcheck adalah (1)  untuk menghentikan siswa  dari ketergantungan secara  total terhadap sumber-sumber umpanbalikdariluar,untukmengandalkanumpanbalikdaridiri sendiri, (2)menggunakan kriteriauntuk mengoreksidiri, (3) memeliharakejujuran dan objektifitasmengenaipenampilanseseorang,(4) menerima ketidakcocokandan keterbatasandiri,(5) melanjutkanprosesindividualisasidenganmembuatkeputusan padasaat pelajaran selamadan sesudah pertemuan.Keputusanyang diambilolehgurupadasaatsebelumpertemuan,yaituguru menentukankriteriayang cocokuntukdilakukansiswa.
Dalammetodeselfcheckini, materiyang diberikankepadasiswaadalahmateriyang sudahpernahdiberikankepada atausiswa sudahmempunyaipengalamanterhadapmateritersebut.Lembar kriteria untukmetode selfcheck inidapatmenggunakanlembarankriteria untukmetode resiprokal (Mosston, 1994:108).
Keputusandilaksanakanolehsiswa pada saatimpactdenganmenyamakandan membandingkanpenampilandirinyadengankriteriayang dibuatolehguru.Halini merupakantanggungjawabbarubagisiswa untukmenganalisistugasnya.Keputusan tentangpenilaianpenampilanyangtadinyamenilaioranglainpadametoderesiprokal bergeser dengan cara menilai penampilan dirinya sendiri, sehingga hal ini akan berpengaruh kepadasiswauntuk menambah rasamandiri.
Padapostimpact,keputusanyangdiambilolehsiswayaitumasing-masing siswa   akanmemutuskan  kapan  penggunaan  lembaran  kriteria   untuk  menilai penampilandirisendiri.Gurumemberikanumpanbaliksecara umumpada seluruh siswa. Mosston (1994:105)  manyatakan bahwa peranan guru dalam post impact adalah(1) mengamatipelaksanaantugassiswa,(2) mengamatipenggunaanlembar kriteria siswa untukmemeriksa sendiri,(3)mengkomunikasikandengansiswa tentang kecakapan dan ketepatandalamproses selfcheck, (4) memberikan umpan balik kepada seluruh siswasebagai penutup tentangpenampilan mereka.
Implikasi darimetode selfcheck menurutMosston(1994:164)adalahsebagai berikut:(1)gurumenilaikemampuansiswa untukmengembangkansistemmonitori diri,(2) gurupercaya kepada siswa untukjujur,(3) gurudapatmengindentifikasi keterbatasan,keberhasilan  dan  kegagalan  siswa,  (4) guru  dapat  menggunakan  self check sebagaiumpanbalikuntukperbaikan,(5) gurumempunyaikesabaranuntuk menanyakanpertanyaan-pertanyaanyang berfokuspadaperiksasendiridanjuga pelaksanaan tugas, (6)gurumenghargai kemandirian siswa, (7)guru dapat bekerja sendiri dan mengikutsertakan proses periksasendiri.
Dampakdarimetodeselfcheckiniantaralain:dapatmendorong kemandirian siswadansiswalebihtergantung padaselfcheck.Halinitentusangatmenguntungkan sekalibagisiswa karena dengandipercaya olehguruuntukmemeriksa sendiri penampilanmerekatentuakanterciftakejujuran danjugarasapercayadiriyang tinggi. Darisinilahakanmunculkemandirianbagisiswadanjugadapatmenilaikemampuan diri seobjektifmungkin.
b.      Smash
Smashmerupakansalahsatudayatarikdaripermainanbola voli. Pada prinsipnya smashbertujuanuntukmematikanlawan,mendapatkanangka atau memindahkan boladarilawan.Gerakan smashadalah meloncat keatasdengan menolakdua kakisetinggi-tingginya,danmemukulbola dengancepatdiatasnet yang disajikan set-uperdan mendarat kembali untuk melakukan permainan selanjutnya.Barbara dan Bonnie (1996:72)menyatakanbahwa,Spike kerasadalahsenjatautamabagipenyerangandalambolavoli.Menurut Ma’mum danSubroto  (2001: 65) bahwa Spike merupakan  salah  satu bentuk serangan dalam permainan bolavoli.
Smashsebagaiseranganmaka harusdilakukansecara variatif agar lawan sulituntuk membendungnya.Smashmerupakanteknikbolavoliyang penting dalampermainanbolavoli.Olehkarena itu,setiappemainbola voliharus menguasai macam-macam smash. Menurut Soedarwo dkk.,(2000: 15-17)macam smashbola volidikelompokkanmenjaditigayaitu,“(1) normalsmash,(2) semi smash dan (3)push smash.
Smashnormalmerupakansalahsatusmashbolavoliyang sederhanadan lebihmudahdilakukanjika dibandingkandenganjenissmashlainnya.Halyang perlu  diperhatikan  dalam  melakukan  smashnormal  adalah pada saat kapan smasher harusmemukulbola diatasjaring.
Pengambilanawalanadalahpada saat bola lepasdaritanganset-uper.Padasaatbola lepasdaritanganset-uper,dengan segerasmasher bergerakke arahbola dansambilmengontrolnya.Sekiranya jarak denganbola sudahcukupterjangkaulenganpemukul,maka segeralahsmashermeloncat keatas dan memukul bola. Bola dipukuldengan cepat dengan ketinggian bolakira-kira3 meterdi atas net. Secara teknikdarisikappersiapan,sikapsaatperkenaandansikapakhir smashsemisamasepertipadasmashnormal.Perbedaannyadisiniadalahpada saatmengambilawalanolehsmasherdanpenyajianbola dariset-uper.Setelah smasher mengambilposisiuntukmelakukanawalanke depan,kemudiansmasher mulailahbergerakkearahdepan.Bilasmasheritusendiriyang memberikan passingkepadaset-upermakapadasaatbolatelahlepasdari tangansmasherpada saatitupula smasher harustelahmulaibergerakpelan-pelandenganlangkahyang tetapmenujuke arahset-uper.Demikianset-upermenyajikanboladengan ketinggian1meterdiatasnetnet,makamakasecepatnyasmashermenolakke atasdanmemukulbolaSesudahitusmasher mendaratkembaliditanahtidak terlalu jauh dari tempat di manaiamenolak.
Sikappersiapan,tolakandansikappukulansama sepertipada smash normaldan smashsemi. Letak perbedaannyapada  arah pengambilan awalan, prosespukulan dan sajian bola. Smasher sebelummengambilawalan, maka terlebihdahuluharusbergerakkearahluarlapangandanmendekatketiang net. Bila smasher telahdalamkeadaanposisidemikian,makasiaplahia bergerak melangkahmenyongsong datangnyabola, bergerakdenganarahparaleldengan jaring. Demikianbolasampaidiatasbatastepijaring (diharapkanketinggian optimalberada diatasjaring),maka segeralahsmasher meloncatdanlangsung memukulbola secepatnya. Setelahitusmashermendaratkembaliditanahdengan lentur   dan   agak   ke  arah   depan   sedikit  dari  permulaan   menolak.  Proses menjalankan push smashakan terjadi lebihcepatdaripadasmashsemi.

F.     Metodologi Penelitian
a.      Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2011/2012, yang terdiri atas 20 orang siswa berjenis kelamin perempuan dan 21 orang siswa berjenis kelamin laki-laki, yang sedang menempuh semester 2 dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.
b.      Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri IV Sindangsari , Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran smash.
c.    Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2011/2012, yaitu bulan Januari sampai dengan Maret 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
d.   Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan kemampuan siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari dalam melakukan smash setelah digunakan metode self check.
e.       Teknik Pengumpulan Data
1.      Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam melakukan smash.
2.      Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas  belajarsiswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check.
3.      Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check.
4.      Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk merefleksi hasil siklus PTK.
f.     Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.    Kemampuan siswa dalam melakukan smash ditentukan oleh hasil analisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap siklus. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.    Kebermaknaan proses belajar siswa yang menunjukkan aktivitas belajarnya dalam PBM ditentukan oleh hasil analisis terhadap tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.    Implementasi pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check, ditentukan berdasarkan hasil analisis terhadap tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
G.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.      Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus I, sudah dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari. Setiap tahapan yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru dan siswa.Berdasarkan catatan hasil pengamatan yang telah dilakukan teman sejawat, diperoleh gambaran sebagai berikut.
Aktivitas belajar siswa menunjukkan kurang bermakna.Hal ini disebabkan oleh guru belum terbiasa mengelola pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru tidak dapat berbuat banyak.Perolehan nilai aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus I, yakni 16 orang siswa (39,02%) mendapat nilai 7,5 atau 75, dan 25 orang siswa lainnya (60,08%) mendapat nilai 8,13 atau 81. Lebih jelasnya pada pada tabel berikut ini disertakan nilai aktivitas belajar untuk masing-masing siswa.
Tabel 4.1                                                                                                                Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa                                                                       pada Siklus I
No
Subjek

Aktivitas Belajar
Jumlah
Nilai
A
B
31
C
D
E
F
G
1
Subjek 01
3
2
2
2

1


2

1
13
8.33
2
Subjek 02
2
2
2
2

2

1

1
12
7.5
3
Subjek 03
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
4
Subjek 04
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
5
Subjek 05
2
3
3
2
1
1
1
13
8.13
6
Subjek 06
2
2
3
2
2
1
1
13
8.13
7
Subjek 07
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
8
Subjek 08
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
9
Subjek 09
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13
10
Subjek 10
1
2
3
2
1
1
2
12
7.5
11
Subjek 11
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
12
Subjek 12
2
2
1
1
2
2
2
12
7.5
13
Subjek 13
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
14
Subjek 14
1
3
1
2
1
2
2
12
7.5
15
Subjek 15
1
2
3
1
2
2
1
12
7.5
16
Subjek 16
2
2
2
2
1
1
2
12
7.5
17
Subjek 17
3
2
2
2
1
2
1
13
8.33
18
Subjek 18
2
2
2
2
2
1
1
12
7.5
19
Subjek 19
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
20
Subjek 20
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
21
Subjek 21
2
3
3
2
1
1
1
13
8.13
22
Subjek 22
2
2
3
2
2
1
1
13
8.13
23
Subjek 23
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
24
Subjek 24
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
25
Subjek 25
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13
26
Subjek 26
1
2
3
2
1
1
2
12
7.5
27
Subjek 27
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
28
Subjek 28
2
2
1
1
2
2
2
12
7.5
29
Subjek 29
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
30
Subjek 30
1
3
1
2
1
2
2
12
7.5
31
Subjek 31
1
2
3
1
2
2
1
12
7.5
32
Subjek 32
2
2
2
2
1
1
2
12
7.5
33
Subjek 33
3
2
2
2
1
2
1
13
8.33
34
Subjek 34
2
2
2
2
2
1
1
12
7.5
35
Subjek 35
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
36
Subjek 36
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
37
Subjek 37
2
3
3
2
1
1
1
13
8.13
38
Subjek 38
2
2
3
2
2
1
1
13
8.13
39
Subjek 39
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
40
Subjek 40
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
41
Subjek 41
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13


Keterangan:
A :Tanggung Jawab
B :Kesadaran
C :Percaya Diri
D : Kemandirian
E :Kerjasama
F :Ketepatan Waktu
G: Semangat

Kemampuan melakukan smash yang menunjukkan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus I cukup mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 6,0 atau 60. Namun hasil belajar pada siklus I ini masih dirasa kurang memuaskan. Perolehan nilai terkecil, yaitu 6,67 atau 66. Siswa yang mendapat nilai tersebut ada 12 orang (29,26%). Perolehan nilai tertinggi, yaitu 8,33 atau 83, yang diberikan kepada 11 orang siswa (26,82%). Selain itu, ada 18 orang siswa (43,90%) yang memperoleh nilai 7,5 atau 75. Adapun perolehan nilai hasil belajar masing-masing siswa tersebut, seperti tertuang pada tabel berikut.

Tabel 4.2
Perolehan Nilai Kemampuan Siswa                                                                   dalam Melakukan Smashpada Siklus I

No

Subjek

Kriteria Penilaian

Jmlh
Nilai
Akhir
A
B
C
D
1
Subjek 01
3
2
2
2
45
7,5
2
Subjek 02
3
2
2
2
45
7,5
3
Subjek 03
3
3
2
2
50
8,33
4
Subjek 04
3
2
2
1
40
6,67
5
Subjek 05
3
2
1
2
40
6,67
6
Subjek 06
3
3
2
2
50
8,33
7
Subjek 07
3
2
2
2
45
7,5
8
Subjek 08
3
2
2
2
45
7,5
9
Subjek 09
3
2
2
2
45
7,5
10
Subjek 10
3
2
2
1
40
6,67
11
Subjek 11
3
3
2
2
50
8,33
12
Subjek 12
3
3
2
2
50
8,33
13
Subjek 13
3
2
2
1
40
6,67
14
Subjek 14
3
3
2
2
50
8,33
15
Subjek 15
3
2
1
2
40
6,67
16
Subjek 16
3
2
2
2
45
7,5
17
Subjek 17
3
2
2
2
45
7,5
18
Subjek 18
3
2
2
2
45
7,5
19
Subjek 19
3
3
2
2
50
8,33
20
Subjek 20
3
2
2
1
40
6,67
21
Subjek 21
3
2
1
2
40
6,67
22
Subjek 22
3
3
2
2
50
8,33
23
Subjek 23
3
2
2
2
45
7,5
24
Subjek 24
3
2
2
2
45
7,5
25
Subjek 25
3
2
2
2
45
7,5
26
Subjek 26
3
2
2
1
40
6,67
27
Subjek 27
3
3
2
2
50
8,33
28
Subjek 28
3
3
2
2
50
8,33
29
Subjek 29
3
2
2
1
40
6,67
30
Subjek 30
3
3
2
2
50
8,33
31
Subjek 31
3
2
1
2
40
6,67
32
Subjek 32
3
2
2
2
45
7,5
33
Subjek 33
3
2
2
2
45
7,5
34
Subjek 34
3
2
2
2
45
7,5
35
Subjek 35
3
3
2
2
50
8,33
36
Subjek 36
3
2
2
1
40
6,67
37
Subjek 37
3
2
1
2
40
6,67
38
Subjek 38
3
3
2
2
50
8,33
39
Subjek 39
3
2
2
2
45
7,5
40
Subjek 40
3
2
2
2
45
7,5
41
Subjek 41
3
2
2
2
45
7,5
Keterangan:
  A: Ketepatan
  B: Kecepatan
  C: Efektivitas waktu
  D: Akurasi
  Skor 1: kurang mampu
  Skor 2: cukup mampu
  Skor 3: mampu

Kekurangaktifan sebagian besar siswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus I, disebabkan oleh faktor pengelolaan KBM oleh guru, karena kurang terbiasa dengan cara seperti ini. Hal ini menunjukkan guru kurang mampu mengelola pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check. Tidak ada upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kekakuannya itu.
b.      Hasil Penelitian Siklus II
Proses pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Berdasarkan pengamatan dan penilaian serta catatan para pengamat, aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan lebih baik dari siklus I. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1.    Siswa tampak lebih aktif, baik pada saat mengikuti setiap tahapan proses pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari pengelolaan pembelajaran smash sudah sesuai dengan setiap tuntutan metode self check.Guru tidak lagi merasa kaku, karena sebelumnya telah mempersiapkan segala sesuatunya, agar proses pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus II dapat berlangsung dengan baik. Atas dasar itu pengamat memberikan penilaian seperti itu terhadap aktivitas belajar siswa. Perolehan nilai aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkpada siklus II, yakni 5 orang siswa (12,19%) mendapat nilai 8,13 atau 81, dan 36 orang siswa lainnya (87,81%) mendapat nilai 8,75 atau 87. Lebih jelasnya mengenai penilaian aktivitas belajar masing-masing tersebut tertuang pada pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa                                                                       pada Siklus II
No
NamaSiswa

Aktivitas Belajar
Jmlh
Nilai
A
B
C
D
E
F
G
1
Subjek 01
3
3
2
2
1
2
1
14
8.75
2
Subjek 02
1
3
1
2
1
3
2
13
8.13
3
Subjek 03
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
4
Subjek 04
1
3
2
2
1
2
3
14
8.75
5
Subjek 05
2
1
4
2
1
2
2
14
8.75
6
Subjek 06
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
7
Subjek 07
3
1
2
2
1
2
2
13
8.13
8
Subjek 08
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
9
Subjek 09
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
10
Subjek 10
2
4
2
1
2
1
2
14
8.75
11
Subjek 11
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
12
Subjek 12
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
13
Subjek 13
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
14
Subjek 14
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
15
Subjek 15
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
16
Subjek 16
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
17
Subjek 17
3
3
2
2
1
2
1
14
8.75
18
Subjek 18
1
3
1
2
1
3
2
13
8.13
19
Subjek 19
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
20
Subjek 20
1
3
2
2
1
2
3
14
8.75
21
Subjek 21
2
1
4
2
1
2
2
14
8.75
22
Subjek 22
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
23
Subjek 23
3
1
2
2
1
2
2
13
8.13
24
Subjek 24
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
25
Subjek 25
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
26
Subjek 26
2
4
2
1
2
1
2
14
8.75
27
Subjek 27
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
28
Subjek 28
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
29
Subjek 29
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
30
Subjek 30
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
31
Subjek 31
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
32
Subjek 32
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
33
Subjek 33
3
3
2
2
1
2
1
14
8.75
34
Subjek 34
1
3
1
2
1
3
2
13
8.13
35
Subjek 35
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
36
Subjek 36
1
3
2
2
1
2
3
14
8.75
37
Subjek 37
2
1
4
2
1
2
2
14
8.75
38
Subjek 38
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
39
Subjek 39
3
1
2
2
1
2
2
13
8.13
40
Subjek 40
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
41
Subjek 41
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
Keterangan:
A :Tanggung Jawab
B :Kesadaran
C :Percaya Diri
D : Kemandirian
E :Kerjasama
F :Ketepatan Waktu
G: Semangat

2.    Kemampuan smash siswa yang menunjukkan hasil belajarnya setelah mengikuti pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai evaluasi yang diperoleh keseluruhan siswa lebih darikriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 6,0 atau 60. Nilai terendah hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu 7,5 atau 75, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa, yaitu 9,17 atau 91. Nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut berada di atas nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sekolah. Siswa yang memperoleh nilai 7,5 atau 75 hasil belajarnya sebanyak  10 orang (24,39%). Siswa yang meperoleh nilai 8,33 atau 83 hasil belajarnya sebanyak 16 orang (39,02%). Siswa yang memperoleh nilai 9,17 atau 91 sebanyak 15 orang (36,58%). Lebih jelasnya mengenai nilai perolehan hasil belajar masing-masing siswa tersebut, seperti tertuang pada tabel berikut.



Tabel 4.4
Perolehan Nilai Kemampuan Siswa                                                                   dalam Melakukan Smash pada Siklus II

No.

NamaSiswa
Kriteria Penilaian

Jmlh
Nilai
Akhir
A
B
C
D
1
Subjek 01
3
3
3
2
55
9,17
2
Subjek 02
3
3
3
2
55
9,17
3
Subjek 03
3
2
2
2
45
7,5
4
Subjek 04
3
3
3
2
55
9,17
5
Subjek 05
3
3
2
2
50
8,33
6
Subjek 06
3
2
2
2
45
7,5
7
Subjek 07
3
3
2
2
50
8,33
8
Subjek 08
3
3
2
2
50
8,33
9
Subjek 09
3
3
2
2
50
8,33
10
Subjek 10
3
3
2
2
50
8,33
11
Subjek 11
3
3
3
2
55
9,17
12
Subjek 12
3
3
3
2
55
9,17
13
Subjek 13
3
2
2
2
45
7,5
14
Subjek 14
3
3
3
2
55
9,17
15
Subjek 15
3
3
2
2
50
8,33
16
Subjek 16
3
2
2
2
45
7,5
17
Subjek 17
3
3
3
2
55
9,17
18
Subjek 18
3
3
3
2
55
9,17
19
Subjek 19
3
2
2
2
45
7,5
20
Subjek 20
3
3
3
2
55
9,17
21
Subjek 21
3
3
2
2
50
8,33
22
Subjek 22
3
2
2
2
45
7,5
23
Subjek 23
3
3
2
2
50
8,33
24
Subjek 24
3
3
2
2
50
8,33
25
Subjek 25
3
3
2
2
50
8,33
26
Subjek 26
3
3
2
2
50
8,33
27
Subjek 27
3
3
3
2
55
9,17
28
Subjek 28
3
3
3
2
55
9,17
29
Subjek 29
3
2
2
2
45
7,5
30
Subjek 30
3
3
3
2
55
9,17
31
Subjek 31
3
3
2
2
50
8,33
32
Subjek 32
3
2
2
2
45
7,5
33
Subjek 33
3
3
3
2
55
9,17
34
Subjek 34
3
3
3
2
55
9,17
35
Subjek 35
3
2
2
2
45
7,5
36
Subjek 36
3
3
3
2
55
9,17
37
Subjek 37
3
3
2
2
50
8,33
38
Subjek 38
3
2
2
2
45
7,5
39
Subjek 39
3
3
2
2
50
8,33
40
Subjek 40
3
3
2
2
50
8,33
41
Subjek 41
3
3
2
2
50
8,33
Keterangan:
  A: Ketepatan
  B: Kecepatan
  C: Efektivitas waktu
  D: Akurasi
  Skor 1: kurang mampu
  Skor 2: cukup mampu
  Skor 3: mampu

3.    Keaktifan siswa dalam pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkada siklus II, disebabkan oleh aktivitas guru dalam mengelola setiap tahapan meningkat ke arah yang diharapkan. Oleh karena itu, pada siklus II tidak lagi ditemukan adanya siswa yang merasa kaku dalam menempuh setiap tahapan pembelajaran. Dengan demikian, menjadi jelaslah bahwa adanya peningkatan aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran bukan saja telah membawa dampak positif pada aktivitas belajar siswa tetapi juga terhadap hasil belajarnya pun telah memberi dampak yang positi.
c.       Pembahasan
Pembahasan terhadap hasil penelitian ini sangat penting. Dengan membahas hasil penelitian ini akan diperoleh suatu gambaran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Selain itu, efektivitas perlakuan (treatement) yang diterapkan pun dapat diketahui. Perlakuan dimaksud, yaitu metode self check. Penerapan metode ini diupayakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran smash.
Pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkdilaksanakan dalam dua siklus. Sebelum guru dan siswa melaksanakan pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check, mereka tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, baik dilihat dari sisi aktivitas maupun hasil belajar siswa. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ajar smash.  Hal ini disebabkan oleh metode yang digunakan guru dalam pembelajaran smashpada saat itu, kurang tepat. Akibatnya, hasil belajar sebagian besar siswa kurang memenuhi tuntutan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yakni 60.  Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini hanya 8 orang (19,51%). Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 33 orang siswa (80,49%) dinyatakan kurang berhasil mencapainya.
Berbeda dengan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check, yang telah dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, aktivitas belajar siswa lebih bermakna. Kebermaknaan aktivitas belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh langkah-langkah metode self check.Dampak dari aktivitas belajarnya itu.
pada siklus I seluruh siswa mengalami peningkatan hasil belajar dan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, meski peningkatannya tidak begitu tinggi. Oleh karena itu, untuk lebih mengoftimalkan aktivitas dan hasil belajarnya maka dilakukan siklus II.
Pada siklus II pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self checkterjadi lagi perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, baik dilihat dari aktivitas maupun hasil belajarnya. Aktivitas belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih bermakna dari sebelumnya.Itu sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Bahkan pada siklus II ini hasil belajar seluruh siswa melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan.Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan melalui grafik berikut.


Grafik 1
NilaiAktivitas dan Hasil Belajar Siswa                                                                                                                                       

Grafik 1






      Terjadinya peningkatan ke arah yang lebih baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran smash yang disajikan dengan menggunakan metode self check, tidak lepas dari dukungan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada dua siklus tersebut berarti pula kemampuan guru pun meningkat, baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan siswa dalam pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya agar diperoleh peningkatan yang lebih baik.





H.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian, akhirnya diperoleh suatu kesimpulan untuk menjawab setiap pokok masalah yang diteliti.Adapun kesimpulannya, sebagai berikut.
1.      Langkah-langkah penggunaan metode self check untuk meningkatkan kemampuan smash pada siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsarimenempuh empat tahapan penting, yaitu: (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran smash berdasarkan langkah-langkah metode self check, (2) melaksanakan KBM smash sesuai dengan rencana, (3) mengevaluasi kemampuan siswa dalam melakukan smash sesuai dengan teknik yang telah ditetapkan, dan (4) menindaklanjuti hasil evaluasi, agar diperoleh suatu peningkatan kemampuan smash yang lebih baik.
2.      Kemampuan smash siswa kelas I SD Negeri IV Sindangsari, meningkat setelah digunakan metode self check.
I.       Daftar Pustaka
Ade Angga, (1995) Materi Penataran Latihan Tingkat Dasar Bola voli.
            Bandung. pengda PBVSI Jawa Barat.
Arikunto, suharsimi., (r993). prosedur penelitian suatu gaya mengajar
            Praktis.Jakarta : pT. Rineka Cipta.
Barbara L. Viera, Bonnie JiIl_Fergusson. (1996). Bols voli TingkatPemula.            Jakarta. FT. Raja Grafindo persada.
Depdikbud, (1993), Kurikulum sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Garis-GarisBesar Program Pengajaran Mata Pelajaran Pindirtikan Jasmani danKesehatan Jakarta : Depdikbud.
Dieter Beutelstahl.(1984). Belajar Bermain Bola voli. Jakarta. PT. Mutiara.
Durrwacter G, (1984). Belajar dan Berlatih Sambil Bermain.Jakarta :PT      Gramedia.
Hadi, sutrisno., (1987). Statistik 11. Yogyakarta: Andi Offset.
……….. (1989). Metodologi Reasearch 1 Yogyakarta : Andi offset.
……….. (1989). Metodologi Reasearch IV.Yogyakarta : Andi Offset.
Harsono, (1988).coaching dan Aspek-Aspek psikologis dalam coaching.
            Jakarta : CV. Tambak Kusuma.
PhiI Yanuar Kiram. (l992). Belajar Motorik. Jakarta. Depdikbud.
Poerwadarminta, w.J.s., (19s6).Kamus (Jmum Bahasa Indonesia.Jakarta :
            PN. Balai Pustaka.
Sajoto, M.,(1990 ) Edisi 2. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan KondisiFisik     Dalam Olahraga.Semarang : Dahara Prize.