Rabu, 16 Oktober 2013

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENGATASI KESULITAN PADA PASSING BAWAH MELALUI PENGGUNAAN METODE LATIHAN PADA SISWA KELAS I SD NEGERI IV SINDANGSARI KECAMATAN CIMERAK KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2010/2011


A.    Judul
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENGATASI KESULITAN PADA PASSING BAWAH MELALUI PENGGUNAAN METODE LATIHAN PADA SISWA KELAS I SD NEGERI IV SINDANGSARI KECAMATAN CIMERAK KABUPATEN CIAMIS  TAHUN PELAJARAN 2010/2011
B.     Nama Penulis
Srie Rohayati, S.Pd.
C.    Abstrak dan Kata Kunci

ABSTRAK
Kata Kunci: Passing Bawah, Metode Latihan dalam Kelompok
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.
Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas I SD Negeri IV Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2010/2011, yang dinyatakan kurang berhasil menguasai passing bawah yang berjumlah 16 orang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulanSeptember 2010.Penelitian yang berfokus pada upaya guru meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah dengan menggunakan metode Latihan  ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja guru dan siswa secara inovatif dan kolaboratif.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa yang sebelumnya diketahui kurang memenuhi harapan pembelajaran.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan yang alurnya, yaitu membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan merefleksi tindakan.Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil keputusan.Adapun data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil menulis.Instrumen pengumpulannya adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi.Analisis data dengan teknik kualitatif pendekatan mengalir, meliputi tahap reduksi data, pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data.Untuk menguji keabsahan data dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi) dengan kolabolator dan siswa.Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. Metode Latihan  dalam kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas I SD Negeri IV Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran passing bawah.Perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus I adalah 7,85. Adapun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I, yaitu 7,61. Perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus II adalah 8,5. Adapun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu 8,92.
D.    Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis.
Pendidikan jasmani berfungsi sebagai media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang, Nurhasan (2005: 6). Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial.Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Berdasarkan penjelasan di atas maka pendidikan jasmani dapat didefenisikan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani, yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani adalah salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah dan pentingnya pendidikan jasmani karena memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya, yang tidak hanya berdampak positif pada fisik melainkan juga dapat berdampak positif pada mental, intelektual, emosional maupun sosial seorang siswa.
Dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani, banyak faktor pendukung yang diperlukan antara lain; faktor guru sebagai penyampai informasi, siswa sebagai penerima informasi, sarana prasarana, dan juga metode pembelajarannya. Metode yang dipilih dan diperkirakan cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori atau praktek keterampilan, semata-mata untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setidak-tidaknya mencapai tingkat optimal. Sikap dan perilaku sehat pada siswa dapat terbentuk dengan meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam segala bentuk aktivitas olahraga termasuk olahraga permainan seperti permainan bolavoli.
Permainanan bolavoli merupakan permainan yang gerakannya cukup kompleks, yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan unsur lainnya.Untuk melakukan gerakan-gerakan dalam permainan bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik yang baik. Dengan kondisi fisik yang baik akan memudahkan melakukan gerakan-gerakan yang lebih kompleks dan memudahkan menguasai teknik-teknik dasar permainan bolavoli, seperti teknik service dan passing. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan sejak usia dini. Salah satunya, yaitu dapat dilakukan melalui pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.
Permainan bolavoli merupakan permainan yang sudah populer di Indonesia, sudah dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat bahkan sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai materi pelajaran wajib untuk siswa, mulai kelas I SD sampai tingkat SMU.Namun demikian tuntutan kemampuan yang diharapkan dari cabang olahraga bolavoli ini untuk tingkat SD sampai sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Hasil pengamatan di beberapa SD bahwa salah satu masalah utama dalam pembelajaran olahraga permainan bolavoli ini umumnya dan khususnya pelaksanaan pembelajaran keterampilan teknik dasar servis, passing adalah belum efektifnya pelaksanaan proses pembelajarannya. Tentu dengan kondisi ini akan berimplikasi terhadap menurunnya kualitas hasil pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Ada beberapa faktor penyebab dari keterpurukan tersebut, yaitu terbatasnya sumber-sumber yang digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani dan terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani.
Metode mengajar adalah suatu cara penyajian materi pembelajaran yang dilakukan secara sistematis untuk mendorong tercapainya tujuan pengajaran dalam suatu proses membuat orang belajar atau manipulasi lingkungan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa macam metode mengajar yang seharusnya digunakan.Moston (1994:5) mengemukakan bahwa metode mengajar terdiri dari dua kelompok, yaitu metode mengajar langsung dan metode mengajar tak langsung. Metode mengajar langsung adalah peran guru lebih banyak (teacher centered) yang meliputi lima macam metode yaitu: metode komando, metode latihan , metode resiprokal, metode self check, dan metode Deskripsi. Metode mengajar tidak langsung meliputi: metode penemuan terpimpin, metode penemuan konvergen, metode eksplorasi, metode divergen production.
Metode mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pembelajaran pendidikan jasmani umumnya dan permainan bolavoli khususnya, cenderung tradisionil.Keterampilan menggunakan metode mengajar yang dilakukan oleh para guru pendidikan jasmani untuk menangani kegiatan praktek olahraga bolavoli masih jauh dari yang diharapkan. Model metode mengajar yang dipergunakan cenderung berpusat pada guru, di mana para siswa melakukan gerakan-gerakan atau latihan  keterampilan berdasarkan intruksi guru. Latihan -latihan  atau keterampilan berdasarkan inisiatif siswa hampir tidak pernah dilakukan. Pengalaman menunjukkan, menerapkan metode yang berpusat pada guru dalam mengajarkan teknik dasar bermain bolavoli, siswa terlihat kurang merangsang semangat belajarnya, cepat bosan atau jenuh, menurunnya minat siswa untuk mengikuti pendidikan jasmani umumnya, bermain bolavoli khususnya dan bahkan dengan metode tersebut kurang meningkatkan kemampuan siswa dalam bermain bolavoli. Padahal dalam pembelajaran pendidikan jasmani hal yang esensial adalah mengutamakan unsur bermain, kegembiraan, pedagogis, membina kesehatan dan rasa percaya diri bagi siswa dalam bersosial supaya siswa-siswa tidak bosan.Untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas, sangat diperlukan inovasi dan kreatifitas oleh guru terutama dalam menentukan metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan.Peran guru pendidikan jasmani dalam upaya membina siswa dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai teknik-teknik dasar bermain bolavoli sangat tergantung pada kreatifitas guru dalam memilih dan menentukan metode.
Penentuan dan penerapan metode mengajar yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat penting dengan situasi belajar. Dikatakan penting karena semakin tepat metode yang digunakan maka akan semakin efektif untuk mencapai tujuan belajar. Pertimbangan dalam menentukan dan menerapkan metode mengajar tentu harus memperhatikan dalam kondisi bagaimana dan dimana proses belajar mengajar dilaksanakan serta bagaimana karakteristik dari materi pelajaran.
Karakteristik permainan bolavoli terlihat dari unsur-unsur gerak yang terdapat di dalamnya.Unsur gerak permainan bolavoli sangat jelas kelihatan ketika seseorang melakukan teknik dasar dalam permainan bolavoli. Teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli sebagaimana disebutkan Beutelstahl (1986:9), ada 6 (enam) yaitu : (1) servis; (2) pass bawah; (3) pass atas; (4) smas; (5) blok; (6) pertahanan. Dan Druwachter (1990: 82) mengemukakan, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari service dan passing.Dari penjelasan di atas, tentang macam-macam teknik dalam permainan bolavoli, teknik servis dan passing merupakan keterampilan paling dasar dalam permainan bolavoli. Dikatakan keterampilan paling dasar karena servis adalah pukulan pertama dalam permainan bolavoli, tanpa servis permainan tidak akan dapat dimulai, servis juga bisa digunakan cara untuk menyerang dalam menambah angka. Dan passing adalah mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Dengan menguasai teknik passing dalam permainan bolavoli, seorang pemain akan dapat bertahan dari servis tajam dan kuat serta dapat memberikan umpan yang tepat keteman regu.
Servis dan passing merupakan teknik dasar dalam dalam permainan bolavoli, namun sulit dipelajari, lebih-lebih untuk siswa yang belum terampil.Karenanya perlu dirancang sebuah metode mengajar yang sesuai supaya siswa mudah mempelajarinya, mengelola siswa dan mengkemas metode mengajar dengan bahan ajar secara menarik yang bisa merangsang minat belajar siswa dan siswa tidak merasa jenuh. Agar metode mengajar yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan teknik dasar servis dan passing dengan baik dalam permainan bolavoli. Dimana, Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan teknik dasar servis dan passing dengan baik dalam permainan bolavoli, diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti : kekuatan, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, koordinasi dan daya ledak otot tungkai.
Melihat perkembangan olahraga bolavoli tersebut dan pentingnya peranan metode mengajar yang sesuai dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar dalam permainan bolavoli.Maka perlu untuk menentukan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan keterampilan teknik dasar servis bawah dan passing dalam permainan bolavoli. Maka dalam penelitian tindakan kelas ini akan dicobakan metode mengajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran keterampilan servis bawah, yaitu metode mengajar resiprokal.
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, hasil yang diharapkan itu akan dapat dicapai dalam waktu cukup lama.
Oleh karena itu, jasmani dan olahraga terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan.Hal ini tentu diperlukan suatu tindakan yang mendukung.terciptannya.pembelajaran.yang.kondusif.
Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran permainan Bola Voli di beberapa sekolah, menunjukkan bahwa banyak ditemukan masalah, kurangnya penguasaan ketampilan teknik , maka perlu diajarkan secara mendalam tentang.teknik .dasar.permainan.bola.voli.
Sehubungan dengan masalah itu terutama Passing, anak didik perlu diajarkan macam-macam Passsing. Sesuai dengan perkembangannya, Passing dalam permainan bola voli dikenal ada tiga, yaitu:Passing Bawah, Passing Samping, dan Passing Atas, akan tetapi Passing Bawah yang memiliki tingkat kesulitan.yang.tinggi.(menurut.Bainil).
Berdasarkan dari hal itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian. Atas dasar itu yang telah mendorong melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada “Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Mengatasi Kesulitan pada Passing Bawah Melalui Penggunaan Metode Latihan pada Siswa Kelas I SD Negeri IV Sindangsari Kecamatan Cimerak, Kabupten Ciamis”..

b.      Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan dua pokok persoalan untuk ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan kelas ini Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis membuat masalah yang akan dibahas pada laporan ini dibatasi beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut.
1.      Bagaimana menerapkan metode Latihan agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah?”
2.      Apakah penggunaan metode Latihan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah?
c.       Cara.Pemecahan.Masalah
Pemecahan masalah, baik yang berkaitan dengan masih rendahnya aktivitas maupun hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah , solusi yang diupayakan melalui adalah metode Deskripsi. Besar harapan melalui penerapan metode ini akan membawa perubahan ke arah yang diinginkan, baik yang berkaitan dengan masih rendahnya aktivitas maupun hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah .
d.        Hipotesis Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam tiga siklus.Setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus penelitian tindakan kelas tersebut dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah .Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1.    Dengan diterapkan metode Latihan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah.
2.    Dengan diterapkan metode Latihan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah.
E.     Kajian Pustaka
a.      Metode Latihan
Permainan bola voli selalu identik dengan permainan laki-laki karena permainan ini memerlukan olah fisik yang tinggi, dalam melakukan berbagai teknik  khususnya Passing Bawah, karena itu kurang diminati wanita. Permainan ini biasanya digemari oleh siswa, sedangkan  siswa cederung kurang mengemari. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor seperti, kekuatan dan kelincahan . untuk itu agar masalah ini dapat teratasi maka penulis berupaya melakukan berbagai cara yang relevan untuk untuk meningkatkanteknik passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa melalui latihan  intensif dan kondusif. Pemberian motivasi dan penguatan serta tidak lupa memperhatikan porsi latihan  denganfisik dan.psikis.siswa.
Pembelajaranpendidikan jasmanidenganmenggunakanmetodelatihan memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai potensi masing-masing individu. Setiap individu diberi kebebasan menentukan kegiatan belajar dalam hal memulai pembelajaran, pelaksanaan melakukan tugas-tugas gerak, penilaian hingga menentukan target kegiatan belajar berikutnya, sehingga akan membangkitkan motivasi dan merangsang kreativitas siswa. Di samping itu peran guru tidak terlalu dominan, karena guru tidak langsung menuntun siswa.Siswa dilatih berbagai keterampilan tahap demi tahap atau bagian demi bagian (tidak langsung pada sasaran), sehingga peran guru di sini sangat dominan, karena harus memberi contoh, di samping itu suasana pembelajaran atau suasana berlatih juga monoton serta kurang variatif sehingga ada kecenderungan membosankan, sehingga pada akhirnya hasil belajarpendidikan jasmani yang diharapkan kurang maksimal.
Keterampilan siswa yang bervariasi dapat menggunakan suatu metode yang disesuaikan dengan keterampilan tiap siswa. Menurut Mulyasa (2006:32) “Metode tersebut adalah metodeDeskripsi“. Lebih lanjut Mulyasa (2006:33) mengemukakan sebagai berikut.
Dalam pelaksanaan mengajar dengan menggunakan metodeLatihan guru berperan dalam mengambil keputusan pada saat sebelum pelaksanaan (pre-impact), sedangkan pada saat pelaksanaan (impact) dan evaluasi (post-impact) diserahkan kepada siswa sepenuhnya. Sebelum pelaksanaan, siswa mempunyai kesiapan sebelum mendapat materi. Siswa dapat memilih level sesuai dengan keterampilan masing-masing dan melakukannya secara berulang-ulang untuk dapat meningkat ke level yang lebih sulit.
Keberhasilan dalam menerapkan metodelatihan guna meningkatkan penguasaan keterampilan siswa dalam teknik dasar passing bawah  sangat bergantung kepada guru. Tugas guru bukan saja merencanakan pembelajaran secara terprogram tetapi juga melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasil pembelajaran yang telah berlangsung agar diperoleh hasil yang lebih baik.
Hal-hal yang perlu direncanakan oleh guru pada tahap awal pembelajaran teknik dasar passing bawah  adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya. Hal ini sangat penting seiring dengan adanya tuntutan dalam standar proses, bahwa proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, serta tindak lanjut. Apabila setiap komponen penunjang sudah direncanakan dengan baik, barulah guru dan siswa melaksanakan pembelajaran keterampilan dasar passing bawah , sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan. Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap keterampilan dasar passing bawah  ini maka guru dan siswa harus melaksanakan evaluasi, sesuai dengan teknik yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (satuan pelajaran).
Metode yang menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu akan memberikan pengalaman belajar yang berharga dan bernuansa lain kepada siswa. Pernah guru melakukan kegiatan bersama siswa yang seolah siswa terbenam dan larut rasa keingintahuan yang lebih jauh. Belajar untuk tahu dan belajar untuk berbuat telah membuat siswa duduk pada tempat duduk yang tepat, setidaknya mereka menjalani belajar untuk menambah pengetahuan dan informasi ke otaknya. Mereka melakukan praktik dilanjutkan belajar menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi siswa. Menurut Harefa dalam Sa’ud  (2008:162), “Di antara teori dan praktik terdapat jembatan yang justeru amat penting untuk memanusiakan diri seseorang, yakni ia harus belajar menjadi”. Sesungguhnya inilah inti dari seluruh pembelajaran apapun model atau strateginya dalam dunia pendidikan. Salah satu inovasi pembelajaran adalah Deskripsi, yang ditujukan untuk membelajarkan siswa menjadi seseorang yang akrab dengan lingkungan di mana, apa, dan siapa sebenarnya dirinya itu.
Menurut Sanjaya (2005: 43) “Metode latihan adalah suatu metode yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.Pendapat lainnya dikemukakan Sukmadinata (2004: 63) bahwa “Metode Latihan merupakan suatu sistem atau metode pembelajaran yang bersifat holistik (menyeluruh), terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, apabila dilaksanakan masing-masing memberikan dampak sesuai dengan peranannya”.
Paparan pengertian metode latihan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, metode latihan menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Artinya, proses belajar berorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks metode latihan tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, pembelajan latihan mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Artinya, siswa dapat dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Hal ini akan memperkuat dugaan bahwa materi yang telah dipelajari akan tetap tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, metode latihan mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan. Artinya, metode latihan tidak hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran di sini bukan ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi bahtera kehidupan nyata.
Berdasarkan pengertian metode latihan, terdapat lima karakteristik penting dalam menggunakan metode latihan, seperti dijelaskan Sa’ud (2008:163) berikut ini.
1)      Dalam metode latihan pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada. Artinya, apa yang akan dipelajari tidak lepas dari pengetahuan yang dipelajari. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa, adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2)      Metode Latihan adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif. Artinya, pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
3)      Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
4)      Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5)      Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
b. Passing BawahdalamBolaVoli
a) Passing Bawah
Passing bawah merupakanteknikdasarmemainkanboladengan menggunakankedua tangan,yaituperkenaanbola padakedualenganbawah. Passing bawah merupakanteknikpassingyangsering digunakanuntuk menerima bolaservisatausmash.HalinisepertidikemukakanBarbara dan Bonnie(1996:19)bahwaUntukmenghadapibolaliaryangtakterkendalikan,seperti bola servis,atauspike,anda harusmenggunakanoperanlengandepan(passing bawah ),karenajaritanganyangterbukatidakakanmampumenahanbolayang dipukuldengansekuattenaga”. SedangkanDurrwatcher (1990:52) berpendapat, Untukbola-bolaservisatausmash,teknikpassing bawah lebih aman, jika dibandingkan dengan teknik passingatas yang  memerlukan sikap tangan dan jari khusus.
Berdasarkanduapendapattersebutbahwapassing bawah padadasarnya digunakanuntukmenerimabola-bolaliartakterkendalisepertiservis,smashatau bola memantuldari net.Ditinjaudaripermainanbola volipada umumnyapassing bawah biasanya menjadi teknik pertama yang  digunakan tim yang  menerima servis daritim lawan. Upayamelakukan passing bawah dengan baikdan benar harusmenguasaiteknikpassing bawah .Adapunprinsippokokpassing bawah  menurut Sugiyanto,Soedarwo, dan Sunardi(1994:24)yaitu,Sentuhan bola denganpermukaankedualenganbawah(2/3bagianujung)yangbertautandi depanbadan.  Sedangkan Ma’mumdanSubroto(2001:56) berpendapat,Pada umumnya passingdaribawahbola menyentuhbagiandiatas pergelangan tangan, bisadilakukan dengan satuatau duatangan.
Berdasarkandua pendapattersebutdapatdisimpulkanbahwa,passing bawah merupakancara memainkanbola denganmenggunakankedua lenganyang saling bertautanataudengansatulengan.Perkenaanbolapadapssing bawahyaitu diataspergelangantangan. Kemampuanseorang pemainbolavolimelakukan passing bawah denganbaikdanbenarbanyakmanfaatyang diperolehnya dibandingkan denganpassingatas,terutamauntukmenerimabola-bolayang keras dantajamsepertiservisatausmash. Halinikarena,passing bawah merupakan teknikpassingyang sangatefektifuntukmenerimabola-bolakerassepertiservis atasdansmash.Untuk menerimabola-bolaservisatasdansmash,passing bawah  lebihsederhana danlebihamandantidakmemerlukansikaptanganserta jari tangansecarakhusussepertipassingatas.Selainitujugapassing bawah jarang terjadi pukulanganda.
b) TeknikPassing Bawah
Menguasaiteknikpassing bawah denganbaikdanbenarmerupakankunci utamaagar dapatmelakukanpassing bawah denganbaikdanbenar.  Teknik passing bawah merupakanrangkaiangerakanyangdikombinasikansecarabaik danharmonisdalamsaturangkaiangerakanyang utuh,luwesdanlancar.Barbara dan Bonnie (1996:20)berpendapat,Elemendasar bagipelaksanaan operanlengandepanyang baikadalah(1)gerakanmengambilbola,(2)mengatur posisibadan,(3)memukulbola,dan(4)mengarahkanbola ke sasaran.Menurut M. Yunus (1992:80)teknik passing bawah  meliputi:
1) Sikap permulaan :
            Ambil sikap siap normal dalam permainan bolavoliyaitu: kedualututditekukdenganbadansedikitdibongkokkankedepan, beratbadanmenumpupada telapakkakibagiandepanuntuk mendapatkansuatukeseimbanganlabil agar dapatlebihmudahdan lebihcepatbergerakkesegala arah.Keduatangansaling berpegangan yaitupunggung tangankanandiletakkandiatastalapaktangankiri, kemudian salingberpegangan.
2) Gerakan pelaksanaan:
Ayunkankedua lenganke arahbola,dengansumbugerakpada persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus.Perkenaan bola pada bagianprosimaldarilengan,diatasdaripergelangantangan danpadawaktulenganmembentuksudutsekitar 45derajatdengan badan, lengan diayunkandan diangkat hampirlurus.
3) Gerak lanjutan:
Setelahayunanlenganmengenaibola,kakibelakang melangkahke depan untuk mengambilposisisiap kembalidan ayunan lengan untuk passbawahkedepantidakmelebihisudut 90derajatdengan bahu/badan.







Gambar 2.1 Rangkaian Gerakan Passing bawah
    (Yunus, 1992:84)



Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip dari teknik passing bawah terdiridaritigabagianyaitusikappermulaan,gerakanpelaksanaan dangeraklanjut.Dariketigateknikpassing bawah tersebutsaling berkaitanantara satusama lainnyadanharusdikoordinasikan secara baikdanharmonistidak diputus-putuspelaksanaannya.Untukmendapatkanpassing bawah yangbaikdan benar,makateknik-teknikpassing bawah tersebutharusdikuasaidengan baikdan benar, untuk memperoleh kualitas passing bawah yangbaik dan sempurna.
c) Kesalahanyang Sering Terjadi pada Passing Bawah
Pada umumnya bagisiswa sekolah,seringkalidalammelakukanpassing bawah terjadikesalahan,sehinggakualitaspassingyang dihasilkantidaksesuai yangdiharapkan.  Menurut  Barbara danBonnie  (1996:  21)kesalahan dalam melakukan passing bawah antaralain :
1)      Lengan terlalu tinggi ketikamemukul bola.
2)      Merendahkantubuhdenganmenekukpinggangbukanlutut,sehingga bolayangdioperkan terlalu rendah dan terlalu kencang.
3)      Tidakmemindahkanberatbadankearahsasaran,sehinggabolatidak bergerak kemuka.
4)      Lengan terpisahsebelum, pada saat atau sesaat sesudah menerima bola, sehinggaoperan salah.
5)      Bolamendarat di lengan di daerah siku, atau menyentuh tubuh.

Kesalahan-kesalahantersebuthendaknya dicermatiolehguruataupelatih dansiswaagarkualitaspassinglebihbaik.Untukmemperolehpolagerakan passingbawah yang baik dan benar maka bila    terjadi kesalahan segera dibetulkan.LebihlanjutBarbara dan Bonnie (1996:21) mengemukakan caramemperbaiki kesalahan padapassing bawah sebagai berikut :
1)      Biarkan bolabergerak sampai sejajarpinggangsebelum memukulnya.
2)      Tekuk lutut, jagapunggungtetap lurus padasaat beradadi bawah bola.
3)      Pastikan berat        badan  bertumpu pada kaki depan dan tubuh membungkuk kedepan.
4)      Tetapsatukanlengandenganmenggenggamjariataumembungkus jemariyangsatu denganjemariyanglain dengan ibu jari sejajar.
5)      Tahan lengan padaposisisejajarpahadan terimabolajauh dari dada.

Hal-halsepertidiatas harus diperhatikan olehguru atau pelatih. Pada umumnya siswa tidak mampu mengamati letak kesalahan yang dilakukan. Seorangguru harusmampumemcermatisetiapbentukgerakanyang dilakukan siswa, sehinggaakandiketahuiletak kesalahannya. Setiapkesalahanyang dilakukansiswa,gurusegeramungkinuntukmembentulkangerakanyangsalah tersebut. Kesalahanyang dibiarakanakanmembentukpolagerakyangsalah, sehinggakualitaskualitaspassing bawah yangdilakukanhasilnyatidaksesuai yangdiharapkan.
F.     Metodologi Penelitian
a.      Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri IV Sindangsari kecamatan Cimerak, kabupten Ciamisuntuk mata pelajaran Penjas.Sebagai subjeknya, yaitu kelas VI pada tahun pelajaran 2010/2011, yang terdiri atas 40 orang (19 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan).Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di sekolah binaan.
b.      Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2010/2011, yaitu bulan Juli sampai dengan November 2010. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah. Hal ini karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
c.       Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah  setelah menempuh langkah-langkah metode latihan.
d.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan diskusi.
1.      Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
2.      Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas/partisipasi siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah  berdasarkan langkah-langkah metode Deskripsi.
3.      Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran teknik dasar passing bawah  berdasarkan langkah-langkah metode Deskripsi.
4.      Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk merefleksi hasil siklus PTK.
e.       Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.    Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.    Aktivitas siswa dalam PBM: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.    Implementasi dalam pembelajaran teknik dasar passing bawah  berdasarkan langkah-langkah metode latihan dengan menganalisis tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

G.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.      Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I
1.      Perencanaan
Pada tahap perencanaan (planning) tindakan siklus I, menempuh langkah-langkah sebagai berikut.
1)      Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa melalui penggunaan metodelatihan.
2)      Membuat rencana pembelajaran passing bawah melalui penggunaan metode latihan.
3)      Membuat lembar kerja siswa.
4)      Membuat instrumen yang digunakan dalam PTK siklus 1.
5)      Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2.      Pelaksanaan
Pada saat awal siklus 1, pelaksanaan tindakan belum sesuai dengan rencana.Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan berikut.
1)      Sebagian kelompok belum terbiasa dengan kondisi belajar seperti itu.
2)      Sebagian kelompok belum memahami langkah-langkah metode latihan secara utuh dan menyeluruh.
Untuk mengatasi masalah di atas dilakukan upaya sebagai berikut.
1)      Guru, secara intensif memberi pengertian kepada siswa mengenai kondisi pembelajaran berdasarkan langkah-langkah metode latihan dalamkelompok.
2)      Guru membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran berdasarkan media permainan kartu hitung.
Pada akhir siklus I dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat dapat disimpulkan sebagai berikut.
1)      Siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar berdasarkan langkah-langkah metode latihan dalamkelompok.
2)      Siswa mampu menyimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan metode latihandalam kelompok.
3.      Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi dan evaluasi pada siklus 1 diperoleh gambaran sebagai berikut.
1)      Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I
Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
Persentase
Keterangan
Kelompok 1
11
16
69

Kelompok 2
12
16
75

Kelompok 3
14
16
88
Tertinggi
Kelompok 4
10
16
63

Kelompok  5
8
16
50
Terendah
Kelompok 6
10
16
63

Kelompok 7
11
16
69

Kelompok 8
12
16
75

Kelompok 9
11
16
69


2)        Hasil observasi siklus 1 tentang aktivitas guru dalam PBM
          Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih tergolong rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36%, sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan pembelajaran passing bawah melalui penggunaan metode latihandalam kelompok.
3)   Hasil evaluasi siklus I, kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran
Selain aktivitas guru dalam PBM, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang.Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 62 atau 62%.
   Grafik 1 Perolehan Skor Aktivitas Siswa
dalam PBM Siklus I

4.      Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus 1, sebagai berikut.
1)      Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran passing bawah melalui penggunaan metode latihan dalam kelompok. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 61,36%.
2)      Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar berdasarkan langkah-langkah metode latihan dalam kelompok. Mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 69%.
3)      Hasil evaluasi pada siklus I mencapai rata-rata 6,20.
4)      Masih ada siswa dalam suatu kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius dalam belajar.
5)      Masih ada siswa dalam suatu kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan hasil kegiatan kelompok.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut.
1)      Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran.
2)      Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3)      Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).

b.      Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II
        Seperti pada siklus I, siklus IIpun terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan replanning. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1.      Perencanaan
Perencanaan (planning) pada siklus II didasarkan pada replanning siklus I, yakni sebagai berikut.
1)      Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran.
2)      Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3)      Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
4)      Membuat perangkat pembelajaran yang lebih mudah dipahami oleh siswa.
2.    Pelaksanaan
   Pelaksanaan tindakan siklus II didasarkan pada rencana sebagai konsekuensi hasil dari refleksi siklus I. Adapun langkah-langkah yang ditempuh, sebagai berikut.
1)      Suasana pembelajaran passing bawah sudah mengarah pada proses belajar berdasarkan langkah-langkah metode latihan dalam kelompok. Tugas yang diberikan guru kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik mampu dikerjakan dengan baik. Siswa dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota.
2)      Sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain.
3)      Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.
3.    Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan perubahan yang lebih baik daripada siklus I. Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)      Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2
 Aktivitas Siswa dalam Kelompok pada Siklus II
Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
Persentase
Keterangan
Kelompok 1
12
16
75

Kelompok 2
13
16
81

Kelompok 3
14
16
88
Tertinggi
Kelompok 4
11
16
69

Kelompok  5
10
16
63
Terendah
Kelompok 6
11
16
69

Kelompok 7
12
16
75

Kelompok 8
13
16
75

Kelompok 9
12
16
74

2)      Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus 2 tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus 1. Dari skor ideal 44, nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.


Grafik 2 Perolehan Skor Aktivitas Siswa
dalam PBM Siklus II
3)      Hasil evaluasi kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran pada siklus 2 juga tergolong sedang, yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rerata skor perolehan adalah 70 atau 70%.
4)      Hasil ulangan harian siklus 2 mengalami peningkatan yang sebelumnya 5,48 menjadi 6,53. Ini berarti naik 1,05.
4. Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus 2 ini, sebagai berikut.
1)      Aktivitas siswa dalam pembelajaran passing bawah sudah mengarah pada langkah-langkah metode latihan dalam kelompok. Selain itu, juga siswa sudah mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 69% pada siklus I menjadi 74% pada siklus II.
2)      Meningkatnya aktivitas siswa dalamdalam pembelajaran passing bawah melalui penggunaan metode latihandalam kelompok didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran. Guru secara intensif membimbing siswa saat mengalami kesulitan dalam PBM. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 61,36% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.
3)      Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi berdampak pada meningkatnya kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 6,20 pada siklus I meningkat menjadi 7,00 pada siklus II.
4)      Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian pada siklus II menjadi 6,53.

c.       Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III
Sama halnya dengan siklus I dan siklus II, pada siklus IIIpun terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.Lebih jelasnya mengenai hasil penelitian dan pembahasannya, sebagai berikut.
1.      Perencanaan
Perencanaan pada siklus III berdasarkan replanning siklus II, yaitu sebagai berikut.
1)      Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran.
2)      Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3)      Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
4)      Membuat perangkat yang diperlukan agar pembelajaran passing bawah melalui penggunaan metode latihan dalam kelompok pada siklus III makin mudah diikuti oleh siswa.
2.    Pelaksanaan
   Pelaksanaan tindakan siklus III didasarkan pada rencana sebagai konsekuensi hasil dari refleksi siklusII. Adapun kondisi yang berlangsung pada tahap ini, sebagai berikut.
1)      Suasana pembelajaran passing bawah sudah lebih mengarah pada langkah-langkah yang diharapkan dalam metode latihandalam kelompok. Tugas yang diberikan guru kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik mampu dikerjakan dengan lebih baik lagi. Siswa dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota kelompok. Siswa kelihatan lebih antusias mengikuti PBM.
2)      Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain.
3)      Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta.

3.  Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi selama siklus III dapat dilihat seperti pada uraian berikut.
1)      Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran passing bawah melalui penggunaan metode latihan dalam kelompok pada siklus III tertuang pada tabel berikut.
Tabel 3
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III
Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
Persentase
Keterangan
Kelompok 1
14
16
88

Kelompok 2
14
16
88

Kelompok 3
15
16
94
Tertinggi
Kelompok 4
13
16
81

Kelompok 5
12
16
75
Terendah
Kelompok 6
13
16
81

Kelompok 7
14
16
88

Kelompok 8
14
16
88

Kelompok 9
12
16
85

                 
Grafik 3 Perolehan Skor Aktivitas Siswa
dalam PBM Siklus III
2)      Hasil observasi siklus III pada aktivitas guru dalam PBM mendapat rerata nilai perolehan 40 dari skor ideal 44 atau 91%. Hal ini berarti menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan.
3)      Hasil evaluasi siklus III penguasaan siswa terhadap materi ajar dalam pembelajaran passing bawah memiliki nilai rerata 85 atau 85% dari skor ideal 100. Hal ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tergolong tinggi.
4)      Hasil ulangan harian ketiga mengalami peningkatan yang cukup berarti, yakni 7,60, sedangkan sebelumnya 5,48 pada siklus I dan pada siklus II  6,53.

4.      Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus III, sebagai berikut.
1)      Aktivitas siswa pembelajaran passing bawah sudah mengarah pada langkah-langkah penggunaan metode latihan dalam kelompok.Selain itu, siswa pun sudah  mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 74% pada siklus II menjadi 85% pada siklus III.
2)      Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran passing didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada langkah-langkah penggunaan metode latihan dalam kelompok. Guru secara intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 80% pada siklus II menjadi 91% pada siklus III.
3)      Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi berkontribusi terhadap meningkatnya kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini didasarkan pada hasil evaluasi 7,00 pada siklus II meningkat menjadi 8,50 pada siklus III.
4)      Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 5,48 (ulangan harian siklus I) menjadi 6,53 (ulangan harian siklus II) dan 7,33 (ulangan harian siklus III).
H.    Kesimpulan
Setelah membahas hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran passing bawah melalui penggunaan metode latihan dalam kelompok, akhirnya dapat diambil simpulan guna menjawab pokok masalah yang menjadi fokus kajian penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1.     
56
Langkah-langkah penggunaan metode latihan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing menempuh kegiatan: (1) menyusun perencanaan pembelajaran passing bawah berdasarkan langkah-langkah metode Latihan dalam kelompok; (2) melaksanakan pembelajaran passing bawah berdasarkan langkah-langkah metode latihan dalam kelompok, sesuai dengan rencana; (3) mengevaluasi aktivitas dan hasil belajar siswa; dan (4) menindaklanjuti hasil refleksi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa berdasarkan observasi dan evaluasi. Proses yang ditempuh dalam setiap tahapan ini, baik yang dilakukan guru maupun siswa tidak lepas dari ketentuan yang berlaku, demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Aktivitas belajar siswa bukan saja secara bertahap sesuai dengan norma pembelajaran ini, tetapi juga hasil yang didapat pun secara bertahap meningkat pula. Siswa menjadi aktif dan memahami perannya secara baik. Antarsiswa bukan saja tampak merasa senang dan antusias saat berbagi ide dan bertanya jawab, tetapi juga santun dalam melakukan hal itu.
2.      Penggunaan metode latihan dalam kelompok, terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah. Selain aktivitas belajar siswa terkesan lebih bermakna (meaningfullearning), potensi aktifnya pun dalam menggali ide, saling berbagi dan menerima gagasan sehubungan dengan materi ajar, bertanya jawab dengan teman dan guru, kreatif dalam prakarsa dan tindakan dengan tidak melukai perasaan satu sama lain, hal ini terjadi pada saat proses pembelajaran ini berlangsung. Dengan sendirinya, hasil belajar masing-masing siswa setelah menempuh proses aktivitas belajar seperti itu, meningkat. Hal ini terbukti dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas yang pada siklus I hanya rata-rata 69% menjadi 74% pada siklus II,  dan 85% pada siklus III. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian, yakni siklus I mencapai 5,48 menjadi 6,53 pada siklus II dan 7,33 pada siklus III.
3.      Faktor – faktor yang menghambat kemampuan teknik passing bawah pada.permainan.bola.voli.di.kelas.I:
1)      Faktor kekuatan, siswi belum mampu mengembalikan bola ketempat lawan.secara.langsung.
2)      Faktor teknik, siswi belum mampu memahami dan menerapkan rangkaian gerakan teknik passing bawah dengan baik.
4.      Cara mengatasi teknik passing bawah bola Voli salah satu yaitu memberikan latihan  yang khusus diluar jam sekolah tentang penerapan gerakan teknik passing bawah bola voli agar lebih banyak mencoba dan bisa memecahkan masalah sendiri dengan bimbingan guru.

I.       DAFTAR PUSTAKA
Asher. 2011. Manajemen Pengelolaan Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa. Ciamis: Perpustakaan Pribadi.
Arikunto, Suharsimi, (1996). Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Amung, Toto, (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola Voli. Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.
Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung. FPOK UPI.
Hidayat, Yusup, (2008).Psikologi Olahraga. Bandung:FPOK UPI.
Makmun, Abinsamsudin (2005).Psikologi Pendidikan. Bandung UPI.
Saputra, Yudha. dkk. (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi.Bandung : FPOK UPI.
Subroto, Toto. dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung. FPOK UPI.
Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar : Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Depdiknas.Jakarta.
Sugiono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar