A. Judul
PENGGUNAAN MEDIA MODIFIKASI PIRINGPLASTIK UNTUK UPAYA
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM (Pasa
Siswa Kelas I SD Negeri IVSindangsari,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009)
B. Nama Penulis
Srie Rohayati, A.Ma.Pd
C. Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata
Kunci: Melempar cakram, Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa, dan Metode Deskripsidalam Kelompok
Sebuah penelitian yang
difokuskan pada upaya guru untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran melempar cakram dengan menggunakan
metode deskripsiini dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja guru dan siswa
secara inovatif dan kolaboratif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar siswa yang sebelumnya diketahui kurang memenuhi
harapan pembelajaran.Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas I SD Negeri
Sindangsari IV, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2008/2009, yang dinyatakan berhasil, sebab aktifitas siswa pada siklus kedua
mengalmi kenaikan dalam menguasai kemampuan melempar cakram yaitu dengan
rata-rata 75%.Penelitian ini dilaksanakan pada bulanFebruari 2008.
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan penelitian tindakan yang alurnya, yaitu membuat perencanaan
tindakan, melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan
merefleksi tindakan.Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil
keputusan.Adapun data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil
pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil menulis.Instrumen pengumpulannya
adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi.Analisis data
dengan teknik kualitatif pendekatan mengalir, meliputi tahap reduksi data,
pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data.Untuk menguji keabsahan data
dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi)
dengan kolabolator dan siswa.Setelah
menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut. Metode Deskripsi dalam kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas I SD Negeri Sindangsari IV, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran melempar cakram.Perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus I adalah 70. Adapun perolehan nilai
rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I, yaitu 80. Perolehan nilai rata-rata proses
belajar siswa pada siklus II adalah 80. Adapun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus
II, yaitu 90.
1
|
D. Pendahuluan
a.
Latar
Belakang Masalah
Sarana prasarana merupakan salah satu
bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain,
lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi
maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang
lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi
tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan
menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.
Ini pula yang terjadi pada pembelajaran
Lempar Cakram di SD Negeri IV Sindangsari, Kondisi nyata di sekolah, media
Cakram hanya tersedia 2 buah, 1 untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara
rata-rata siswa di SD Negeri IV Sindangsari berjumlah 25 – 27 orang, jadi komparasi antara jumlah Cakram dan jumlah siswa
adalah 1 : 14 putra/putri.
Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran Lempar Cakram menjadi
tidak efektif, dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah.
Situasi dan kondisi ini sudah berjalan
cukup lama dan sekolah sampai detik ini belum bisa memenuhi sarana Cakram tersebut
sampai batas yang cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan
perbandingan 1 : 2 (1 cakram untuk 2 orang). Hal ini bisa dimengerti, karena
sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai
tingkat urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah.Sehingga menuntut
sekolah untuk menyediakan Cakram sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu
yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan iklim yang
tidak kondusif di sekolah.
Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah
yang sederhana dan bisa dilakukan oleh guru.
Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah
bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram
yang memang cukup mahal. Media alternatif modifikatif tersebut harus bersifat
bisa mewakili karakteristik cakram, murah, banyak tersedia atau mudah di dapat.
Dari beberapa kriteria media alternatif
modifikatif untuk mengganti cakram tersebut nampaknya piring plastik bisa
dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram.Dari segi bentuk,
jelas ada kemiripan dengan bentuk cakram, dari segi ketersediaan dan harga,
maka piring plastik sangat mudah sekali di dapat di pasar-pasar tradisional
dengan harga sangat murah.
Dari permasalahan tersebut di atas maka
penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas ini “Penggunaan Media Modifikasi PiringPlastik Untuk Upaya Meningkatkan
Efektivitas Belajar Lempar Cakram Pada
Siswa Kelas I SD Negeri IV Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis”
b.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas,
maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian, yaitu : Apakah media
modifikasi piring plastik dapat meningkatkan
efektivitas belajar Lempar Cakram di kelas ISD Negeri IV Sindangsari?
c.
Pemecahan
Masalah
Dari permasalahan tersebut di atas, sesungguhnya ada
beberapa alternatif tindakan agar proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas I
bisa menjadi efektif , diantaranya :
1.
Media modifikasi piring plastic.
2.
Dengan bentuk formasi pembelajaran yang variatif
3.
Penyediaan cakram yang memadai dari sekolah
Maka dari beberapa alternatif pemecahan masalah belajar
lempar cakram tersebut, prioritas pemecahan masalah yang diharapkan mampu
mengatasi permasalahan ketidak efektifan belajar lempar cakram di kelas I,
dengan cepat dan mudah adalah dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik dalam proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas ISDNegeri IV
Sindangsari.
E.
Kajian Teoretis
a.
Pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses
pembelajaran. Apakah pembelajaran itu ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada
baiknya di kemukakan sebuah definisi dari pembelajaran “ Pembelajaran ialah
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “ (Surya:2004). Menurut Surya
(2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian
tersebut di atas ialah :
Pertama, pembelajaran sebagai usaha
memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama
proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu.
Artinya seseorang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi
tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : (a) perubahan
yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari
bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ia lebih yakin terhadap dirinya. (b).
Perubahan bersifat kontinyu (berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi,
meyebebkan terjadinya perubahan perilaku yang lain. (c). Perubahan bersifat
fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran
memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d) perubahan bersifat
positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu (e)
Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu terjadi dengan sednirinya,
akan tetapi memlalui aktivitas individu. (f). Perubahan yang bersifat permanent
(menentap) , artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan
berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu.
(g). Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena
ada sesuatu yang akan yang akan dicapai.
Kedua, hasil pembelajaran ditandai
dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.Prinsip ini mengandung makna bahwa
perubahan perilkau sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu
proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan
suatu aktivitas yang berkesinambungan.
Keempat, proses pembelajaran terjadi
karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi
capai.Peinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas pembelajaran itu terjadi
karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin
dicapai.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu.
b. Efektivitas Belajar
Efektivitas merupakan aspek penting
dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari
tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin
dicapai.Rivai dengan mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas
adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Efektivitas tidak hanya dapat dilihat
dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau
sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana
tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai).
Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan
demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena mampu memberikan
gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu
tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.
Dalam kaitannya dengan efektivitas belajar
Rivai (1997), mengatakan
bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapain
tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta
pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Menurut Rivai aspek-aspek yang meliputi
efektivitas belajar adalah :
1.
Peningkatan pengetahuan
2.
Peningkatan keterampilan
3.
Perubahan sikap
4.
Prilaku
5.
Kemampuan adaptasi
6.
Peningkatan integrasi
7.
Peningkatan partisipasi
8.
Peningkatan interaksi cultural
c.
Media
Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin
merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau
pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima
pesan.Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media
pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National
Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan,
dapat merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya
dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat
mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran.
Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan
tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat
melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara
langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan :
(a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak
terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e). objek yang terlalu
komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek mangandung bajaya
dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek dapat
disajikan kepada peserta didik. (2). Media pembelajaran memungkinkan adanya
interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media
membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4).Media memberikan
pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang
bastrak.
F.
Metodologi
Penelitian
a. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan (action research) Karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana
suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam
titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu (1)
penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif,
(3) penelitian tindakan simulatif
terinteratif dan (4) penelitian tindakana social eksperimental.
Penelitian
tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru mata diklat
dan di dalam proses belajar mengajar
dikelas yang bertinak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan
peneiti bertindak sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti). Tujuan utama dari
penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana
peneliti secara penuh terlibat dala penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam
penelitian ini peneliti bekerja
sama dengan guru mata diklat, kehadiran
peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai pengamat diberitahukan
kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan
bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang
diperlukan.
b. Tempat, Waktu Penelitian dan Subjek
Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penggunaan Media Modifikasi
PiringPlastik Untuk Upaya
Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram Pada Siswa Kelas I SD Negeri IV Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten
Ciamis “ ini dilaksanakan di kelas ISD Negeri IV Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
b) Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan dari mulai Februari s.d. Maret 2008
c) Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswa Kelas
I SD Negeri 4Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis tahun pelajaran
2008/2009.
c. Rancangan Penelitian
Penelitian
ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut tim Pelatih Proyek PGSM,
PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3)
Sedangkan
menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yan dilakukan.
Adapun
tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek
pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannnya adalah
menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj (Mukhlis, 2003:5).
PTK
terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana),
action (tindakan),observasi
(pengamatan) dan reflection (refleksi).
Siklus spiral dari tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut:
1.Rangangan/rencana awal, sebelum
mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan maslaah, tujuan dan membuat
rencana tindkan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat
pembelajaran
2.Kegiatan dan pengamatan, melipouti
tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep
siswa serta mengamati hasil atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai.
3.
Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat
4.
Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil
refleksi dari pengamat membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya
Observasi terbagi dalam dua putaran,
dimana pada masing-masing putaran dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan
yang sama0 dan membahas satu sub pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir masing-masing putaran.
Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system pengajaran yang
dilaksanakan.
G.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil Penelitian
1.
Siklus I
a)
Tahap Perencanaan
Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan pembelajaran metode
demostrasi dan lembar observasi aktivitas
siswa.
b)
Tahap kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar untuk siklus Idilaksanakan pada minggu pertama bulan Februari di kelas 1
dengan jumlah siswa 27orang.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar
mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut
Setelah
melakukan dan menyelesaikan siklus
pertama penelitian , peneliti bersama rekan guru yang bertindak sebagai
kolaborator yang melakukan pengamatan, melakukan diskusi dan refleksi, maka di
dapat hasil seperti terlihat pada Tabel 6
Tabel 6
Hasil Tiap Aspek pada Siklus 1
No
|
Aspek Penelitian
|
Siklus Penelitian
|
Tindakan
|
1
|
Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
|
70 %
|
Perlu ditingkatkan dengan berbagai formasi dan permainan
|
2
|
Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
|
95 %
|
Perlu ditingkatkan dengan melihat kembali RPP
|
3
|
Hasil Belajar siswa AwalanPa
Cara
Melempar Pi
Cara
Melempar Pa
Sikap
Akhir Pa
Sikap
Akhir Pi
|
95%
70%
80%
80%
60%
|
Perlu ditingkatkan kembali terutama putri yang
harus mendapat perhatian lebih, terutama pada aspek cara melempar dan sikap
akhir : porsi mengulang di tambah untuk putri
|
Hasil Tiap Aspek pada Tindakan :
1.
Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram 80 % Cukup
2.
Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram 100% Cukup
3.
Hasil Belajar siswa Awalan Pa 100% Ada peningkatan,
bagi yang belumbisa menuntaskan belajar, di Remedial
4.
Respon siswa terhadap proses Belajar Lempar Cakram 85%
Cukup
2.
Siklus II
a)
Tahap perencanaan
Pada
tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan
pembelajaran metode demonstasi dan lembar observasi siswa.
b)
Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk siklus II dilaksanakan pada akhir bulan Februari 200 di kelas 1 dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pada
akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan
adalah tes praktek II. Adapun data hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Tiap Aspek Selama 2 Siklus
Hasil Tiap Aspek Selama 2 Siklus
No
|
Aspek
|
Hasil tiap aspek selama 2 siklus
|
Siklus Peningkatan
|
1.
|
Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
|
70 %,
80 %
|
10%
|
2.
|
Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
|
95%, 100
%
|
5%
|
3.
|
Hasil Belajar siswa AwalanPa
Hasil Belajar siswa Awalan Pi
|
95%, 100%
70%, 80%
|
5%
10%
|
4.
|
Respon siswa terhadap proses
belajar Lempar Cakram |
85%, 85%
|
|
b. Pembahasan
1. Aktivitas Siswa dalam Belajar Lempar Cakram
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas
siswa pada siklus penelitian dengan 2 siklus penelitian pada proses
pembelajaran Lempar Cakram menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari
siklus pertama sampai siklus kedua seperti terlihat pada Tabel 8
Tabel
8
Aktivitas Siswa
Aktivitas Siswa
Nomor
|
Siklus
Penelitian
|
Tindakan
Aktifitas
|
1
|
Pertama
|
70%
|
2
|
Kedua
|
80%
|
Rata-rata
|
75%
|
Berdasarkan hasil observasi aktivitas
siswa pada dua siklus penelitian pada pembelajaran Lempar Cakram dengan piring
plastik menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus pertama
sampai siklus kedua seperti terlihat pada Tabel 8.
Dari Tabel 8 di atas, terlihat bahwa siklus pertama
aktivitas siswa mencapai 70%, kemudian pada siklus kedua mencapai 85% ini
berarti ada peningkatan 15% setelah ada treathment atau perbaikan pada siklus
kedua, sehingga rata-rata keaktifan siswa selama dua siklus adalah 75%. Mengacu
pada Indikator Keaktifan Siswa pada Tabel 2, kisaran angka 75% memiliki
kriteria Aktif. Dengan kata lain, siswa selama mengikuti pembelajaran Lempar
Cakram dengan media modifikasi piring plastik bergerak aktif baik saat mendapat
tugas dari guru atau pun inisiatif sendiri.
2.
Aktivitas
Guru Dalam Mengajar Lempar Cakram
Tabel 9
Aktivitas
Guru
Nomor
|
Siklus
Penelitian
|
Tindakan
Aktifitas
|
1
|
Pertama
|
95%
|
2
|
Kedua
|
100%
|
Rata-rata
|
97,5%
|
Berdasarkan hasil pengamatan oleh rekan
guru aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram dengan media modifikasi piring
plastik mengalami kenaikan aktivitas.
Pada Tabel 10 nampak bahwa aktivitas
mengajar guru pada siklus pertama mencapai tingkat pencapaian 95%, sedangkan
pada siklus kedua setelah melakukan treatment pada proses pembelajaran,
aktivitas guru mencapai 100%. Ini berarti ada kenaikan aktivitas guru sebesar
5%, sehingga rata-rata aktivitas guru pada dua siklus mencapai 97,5%.Mengacu
pada Indikator Aktivitas Guru pada Tabel 3, besaran angka 97,5% termasuk
kriteria Sangat Aktif. Ini artinya guru dalam mengajar betul-betul sesuai
dengan skenario pembelajaran atau RPP.
3.
Hasil
Belajar
Tabel 10
Hasil Belajar Siswa
No
|
Siklus
Penelitian
|
Aspek
|
Jenis
Kelamin |
Ketuntasan
Belajar
|
1
|
Pertama
|
Awalan
|
Pa
Pi
|
95%
70%
|
|
|
Cara
Melempar
|
Pa
Pi
|
80%
60%
|
|
|
Sikap
Akhir
|
Pa
Pi
|
80%
65%
|
2
|
Kedua
|
Awalan
|
Pa
Pi
|
100%
80%
|
|
|
Cara
Melempar
|
Pa
Pi
|
90%
80%
|
|
|
Sikap
Akhir
|
Pa
Pi
|
90%
80%
|
Berdasarkan hasil tes praktik yang
dilakukan kepada siswa, dari mulai awalan, cara melempar, dan sikap akhir
Lempar Cakram, pada akhir siklus ternyata mendapat kenaikan.
Dari Tabel 10 terlihat bahwa untuk siklus pertama hasil
tes praktik Awalan mencapai, putri 70%, dan putra 95%. Ini artinya, ada
sebanyak 10 orang siswa putri
yang mampu menuntaskan pembelajaran dari 15 orang, dan ada 11
orang siswa putra yang mampu menuntaskan pembelajaran dari 12 orang.
Masih pada siklus pertama, hasil tes praktik cara melempar mencapai,
putri 60% dan putra 80%. Ini artinya, ada sebanyak 8 orang putri yang mampu menuntaskan
pembelajaran, dan 10 orang
putra yang mampu menuntaskan pembelajaran.
Dari siklus pertama, hasil tes praktik
sikap akhir mencapai 65% putri, dan 80% putra.Ini artinya ada 11 orang putri
yang mampu menuntaskan pembelajaran, dan ada 10 orang putra yang mampu menuntaskan pembelajaran.
Pada siklus kedua dari Tabel 10
terlihat ada peningkatan pada tes praktik tiap aspek.Pada tes praktik awalan
mencapai 100% putra, dan 80% putri. Ini berarti bahwa ada 10 orang siswa yang mampu menuntaskan
pembelajarannya, artinya untuk putra semua siswa mampu menuntaskan
pembelajarannya, dan untuk putri ada 13 orang yang mampu menuntaskan pembelajarannya.
Pada tes praktik cara melempar terlihat
mencapai 90% putra dan 80% putri. Ini berarti ada sebanyak 11 orang putra yang mampu menuntaskan
pembelajaran, dan 13 orang
siswa putri yang mampu menuntaskan pembelajaran.
Sementara pada tes praktik sikap akhir
persentase mencapai 90% putra dan 80% untuk putrid. Ini artinya bahwa ada 11 orang putra yang mampu
menuntaskan pembelajaran , dan ada 14 orang putri yang mampu menuntaskan
pembelajaran.
Aspek Awalan pada siklus pertama
mencapai 95% putra, dan 70% untuk putri, sedangkan pada siklus kedua putra
mencapai 100% dan putri 80%. Ada kenaikan 5% untuk putra dan ada lonjakan
kenaikan 20% untuk putri, dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan
mencapai 97,5% putra dan putri mencapai 75%. Mengacu pada Indikator Hasil
Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran
Awalan pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik,
berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Aspek Cara Melempar pada siklus pertama
mencapai 80% putra, dan 60% untuk putri, sedangkan pada siklus kedua putra
mencapai 90% dan putri 80%. Ada kenaikan 10% untuk putra dan ada lonjakan
kenaikan 20% untuk putri, dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan
mencapai 85% putra dan putri mencapai 70%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar
Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Cara
Melempar pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik,
berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Aspek Sikap Akhir pada siklus pertama
mencapai 80% putra, dan 65% untuk putri, sedangkan pada siklus kedua putra
mencapai 90% dan putri 80%. Ada kenaikan 10% untuk putra dan ada lonjakan
kenaikan 15% untuk putri, dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan
mencapai 85% putra dan putri mencapai 72,5%. Mengacu pada Indikator Hasil
Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran
Sikap Akhir pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
d. Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
Berdasarkan angket respon, yang
disebarkan kepada siswa setelah selesai pelaksanaan pembelajaran siklus kedua,
dapat dinyatakan bahwa pada umumnya siswa kelas I bersikap positif terhadap
proses pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik , seperti terlihat pada Tabel 11
Tabel 11
Respon (Tingkat
Kepuasan Belajar ) Siswa
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
|
Selama mengikuti pembelajaran Lempar Cakram
dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, bagaimana perasaanmu ?
|
a. Senang = 85%
b. Biasa-biasa saja = 10% c. Tidak senang = 5% |
2.
|
Apakah penggunaan piring plastik sebagai
pengganti Cakram, tanggapanmu ?
|
a. Menyusahkan belajar = 5%
b. Biasa-biasa saja = 10% c. Memudahkan belajar = 85% |
3.
|
Sampaikan pendapat atau harapanmu tentang media
piring plastik sebagai pengganti Cakram,…
|
a. Bisa diteruskan, dengan alasan,… = 90 %
1). Memudahkan belajar = 80% 2). Selama belum ada cakram yang sesungguhnya = 10% b. Jangan diteruskan, dengan alasan…… = 10% 1). Menyusahkan belajar = 2% 2). Segera harus diganti = 8% |
4.
|
Bagaimana pendapatmu tentang perintah atau
tugas-tugas selama proses pembelajaran berlangsung ?
|
a. Mudah = 80%
b. Biasa-biasa saja = 10% c. Susah = 10% |
Dari Tabel 11 dapat dinyatakan bahwa siswa yang merasa
senang dengan pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi
piring plastik 85%, sedangkan yang menyatakan biasa-biasa saja 10%, dan merasa
tidak senang 5%. Kondisi ini berarti, bahwa sebagian besar siswa menikmati
proses pembelajaran Lempar Cakram dengan media modifikasi piring plastik. Dalam
kaitannya dengan fungsi piring plastik sebagai pengganti Cakram sesungguhnya
ditanggapi positif oleh siswa, dengan pernyataan bahwa sebanyak 85% menyatakan
piring plastik memudahkan dalam proses pembelajaran Lempar Cakram, sebanyak 10%
menyatakan biasa-biasa saja, dan hanya sebesar 5% yang merasa disusahkan.
Ketika dimintai tanggapan tentang kelanjutan
pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik,
sebagian besar siswa menyatakan bisa dilanjutkan 90%, dengan alasan memudahkan
belajar 80%, dan selama cakram belum ada 10%, sementara siswa yang menyatakan
jangan diteruskan sebanyak 10%, dengan alasan menyusahkan pembelajaran sebesar
2%, dan sisanya 8% menyatakan harus segera diganti.
Lalu terkait dengan perintah atau
tugas-tugas selama proses pembelajaran berlangsung, tanggapanya juga sebagian
besar positif, yaitu 80% menyatakan mudah, 10% menyatakan biasa-biasa saja, dan
yang menyatakan susah hanya sebesar 10%.
Mengacu pada Indikator Respon (Tingkat
Kepuasan Belajar) Siswa, maka rata-rata tingkat respon siswa 85%, mempunyai
kriteria Sangat Puas. Kriteria ini menggambarkan bahwa siswa betul-betul merasa
enjoy dan sangat menikmati pembelajaranya.
H. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “
Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram dengan Menggunakan Media
Modifikasi Piring Plastik, PTK di Kelas ISD Negeri IV Sindangsari menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, aktivitas siswa selama
mengikuti proses pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi
piring plastik di kategorikan aktif. Dan setelah dilakukan siklus kedua,
aktivitas siswa mengalami peningkatan keaktifan rata-rata sebesar 75% .Jika mengacu pada Indikator
Keaktifan Siswa maka besaran keaktifan sebesar 75% termasuk kriteria Aktif.
Kedua, bahwa aktivitas mengajar guru
pada siklus pertama mencapai tingkat pencapaian 95%, sedangkan pada siklus
kedua setelah melakukan treatment pada proses pembelajaran, aktivitas guru
mencapai 100%. Ini berarti ada kenaikan aktivitas guru sebesar 5%, sehingga
rata-rata aktivitas guru pada dua siklus mencapai 97,5%.
Mengacu pada Indikator Aktivitas Guru ,
besaran angka 97,5% termasuk kriteria Sangat Aktif.
Ketiga rata-rata Ketuntasan Belajar
untuk aspek Awalan mencapai 97,5% putra dan putri mencapai 75%. Mengacu pada
Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa
pembelajaran Awalan pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi
piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Rata-rata ketuntasan belajar untuk
aspek Cara Melempar mencapai 85% putra dan putri mencapai 70%. Mengacu pada
Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan
bahwa pembelajaran Cara Melempar pada Lempar Cakram dengan menggunakan media
modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan Efektif
untuk putri.
Rata-rata Ketuntasan Belajar untuk
aspek Sikap Akhir mencapai 85% putra dan putri mencapai 72,5%. Mengacu pada
Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan
bahwa pembelajaran Sikap Akhir pada Lempar Cakram dengan menggunakan media
modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan Efektif
untuk putri. Keempat, respon siswa mengacu pada Indikator Respon Siswa, maka
rata-rata tingkat respon siswa 85%, mempunyai kriteria Sangat Puas.
I.
Daftar
Pustaka
Amat, Mukadis. 2006. Pengorganisasian Isi Pembelajaran
Tipe Prosedural. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arikunto,
Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta PT. Rineksa Cipta
Engkos
S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta;
Erlangga
Herawati,
Susilo. 2006. Pelaporan Penelitian
Tindakan Kelas. Malang: LSW.
Sudrajat,
Ahkmad (2007). Media Pembelajaran.
Artikel.http://ahkmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/mediapembelajaran/
Suharno.
1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga
Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.
Surya, Mohamad (2004).
Psikologi Pembelajaran & Pengajaran.Bandung.
Pustaka Bani Quraisy.
Syarifuddin,
Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3,Jakarta;
PT. Gramedia Widiasmara Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar